Beranda > Artikel > Penyebab Mati Batang Otak

Penyebab Mati Batang Otak

Penyebab Mati Batang Otak

Mengenal mati batang otak (MBO)

Mati batang otak atau MBO adalah hilang fungsi otak keseluruhan secara permanen. Fungsi batang otak (brain stem) adalah sebagai pusat vital kehidupan seperti pola nafas, detak jantung, tekanan darah, dan tingkat kesadaran. Selain itu batang otak juga bertanggung jawab atas timbulnya gerak refleks, seperti refleks cahaya pada pupil, refleks batuk, dan refleks menelan.

Segala sesuatu, penyakit atau trauma berat, yang menghambat aliran darah ke otak dapat menyebabkan MBO.

Baca juga: Cara-cara Menjaga Kesehatan Otak

 

Tanda-tanda terjadinya mati batang otak (MBO)

MBO perlu dibedakan dengan koma, dimana koma adalah kondisi hilang kesadaran dan tidak ada respons terhadap stimulus atau rangsangan verbal maupun nyeri, sedangkan pada MBO selain pasien juga tidak sadar (dalam kondisi koma) tetapi juga tidak ada lagi refleks batang otak.

Sebelum menentukan diagnosis MBO, kelainan di luar otak yang ada dalam tubuh pasien harus diperbaiki dahulu, seperti:

  • Suhu tubuh normal (normotermia). Pada pasien dengan suhu tubuh terlalu rendah (hipotermia) fungsi organ tubuh juga akan menurun sehingga bisa mengaburkan kondisi pasien yang sesungguhnya.
  • Tidak sedang dalam pengaruh obat penenang. Obat-obat penenang membuat kesadaran dan refleks-refleks pasien menurun.
  • Tekanan darah dan gula darah yang terlalu rendah atau gangguan ion tubuh (kelebihan atau kekurangan natrium) juga dapat menyebabkan gangguan kesadaran pasien.

 

Pada prinsipnya MBO dapat ditegakkan apabila memenuhi persyaratan:

  1. Pasien dalam kondisi koma (tidak ada respons terhadapa rangsang verbal atau nyeri).
  2. Tidak ada refleks batang otak.
  3. Tidak ada tanda pernafasan spontan (pasien harus menggunakan mesin bantu nafas atau ventilator).

 

Penyebab Mati Batang Otak (MBO)

MBO merupakah kondisi akhir akibat kerusakan otak yang sangat berat, biasanya diakibatkan oleh:

  • Trauma kepala yang sangat hebat
  • Perdarahan otak luas
  • Stroke iskemik (sumbatan) yang mengenai lebih dari 50% bagian otak
  • Tumor otak
  • Berhentinya aliran darah ke otak, misalnya pada pasien henti jantung (cardiac arrest) yang lama.
  • Apa yang terjadi setelah pasien didiagnosis mati batang otak (MBO)?
  • Pasien yang didiagnosis MBO sudah dapat disebut mati karena tidak adanya fungsi otak secara keseluruhan. Hal ini penting terutama apabila pasien merupakan donor organ yang telah diketahui sebelumnya.

 

Pertimbangan Diagnosis Mati Batang Otak

Pada dasarnya seseorang yang mengalami mati batang otak (MBO) sudah dapat dinyatakan mati karena MBO merupakan kondisi yang ireversibel (tidak dapat kembali). Namun ada pertimbangan sosiokultural dan religiusitas dalam penentuan diagnosis tersebut. Masyarakat pada umumnya masih menganggap mati adalah hilangnya fungsi pernafasan dan sirkulasi (paru dan jantung) secara permanen, sehingga sulit menerima diagnosis MBO ini. Sebab apabila pasien sudah dinyatakan mati, maka perawatan medis dapat dihentikan.

 

Diagnosis MBO ini cukup penting pada beberapa kasus karena:

  1. Kepentingan transplantasi organ. Apabila pasien merupakan donor organ yang telah diketahui sebelumnya, diagnosis MBO lebih awal sebelum terjadi gangguan sirkulasi dapat meningkatkan angka keberhasilan penyelamatan organ. Namun demikian diagnosis harus jelas dan sesuai dengan protokol yang berlaku di RS tersebut dengan pertimbangan etika dan hukum, dengan melibatkan keluarga pasien.
  2. Teknik pengobatan modern saat ini belum cukup mampu untuk menjaga tubuh dalam jangka watu lama setelah MBO. Fungsi ini sebenarnya dapat dipertahankan dengan obat-obatan, bantuan ventilator (mesin bantu nafas), dan obat untuk memperbaiki sirkulasi darah, tetapi biaya yang dikeluarkan dapat semakin besar dan juga memberikan tekanan emosional kepada keluarga, apalagi dengan outcome yang tidak pasti.
  3. Fasilitas perawatan intensif (ICU) sangat terbatas dan mahal sehingga pemilihan pasien dengan kondisi kritis dan mempunyai harapan hidup yang lebih tinggi sangat penting.

 

Selalu jaga kesehatan anda, dan catat gejalanya dengan aplikasi Personal Health Record dari Carevo.

 

Referensi

al Fauzi, A. (2019). Mati Otak Diagnosis dan Aplikasi Klinis (B. Sarwiji, Ed.; 1st ed.). Penerbit Indeks Jakarta.

Basinger H, Hogg JP. Neuroanatomy, Brainstem. [Updated 2021 May 8]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK544297/

Greer, D. M., Shemie, S. D., Lewis, A., Torrance, S., Varelas, P., Goldenberg, F. D., Bernat, J. L., Souter, M., Topcuoglu, M. A., Alexandrov, A. W., Baldisseri, M., Bleck, T., Citerio, G., Dawson, R., Hoppe, A., Jacobe, S., Manara, A., Nakagawa, T. A., Pope, T. M., … Sung, G. (2020). Determination of Brain Death/Death by Neurologic Criteria. JAMA, 324(11), 1078. https://doi.org/10.1001/jama.2020.11586

NHS. (2019, April 1). Brain Death. NHS. https://www.nhs.uk/conditions/brain-death/

Spears, W., Mian, A., & Greer, D. (2022). Brain death: a clinical overview. Journal of Intensive Care, 10(1), 16. https://doi.org/10.1186/s40560-022-00609-4

Walter, K. (2020). Brain Death. JAMA, 324(11), 1116. https://doi.org/10.1001/jama.2020.15898

Bagikan ke orang terdekat anda

Baca juga :

We will contact you shortly

Thank you for contacting the Carevo team, our team will

immediately contact you with related topics