
We will contact you shortly
Thank you for contacting the Carevo team, our team will
immediately contact you with related topics
Tahukah anda manusia memiliki 78 organ dalam tubuh? Namun, untuk dapat bertahan hidup, manusia memiliki 5 organ vital yang harus dijaga kesehatannya agar dapat mempertahankan kualitas hidup yang baik. Salah satu organ vital tersebut adalah paru-paru. Paru-paru merupakan organ utama untuk mengatur sistem pernapasan manusia, dimana fungsinya adalah untuk melakukan pertukaran oksigen dengan karbondioksida yang merupakan sisa gas dalam tubuh, sehingga kebutuhan oksigen dalam sel-sel tubuh tercukupi. Paru-paru memiliki kaitan yang erat dengan organ-organ lainnya, oleh sebab itu apabila terjadi kerusakkan pada paru-paru, maka akan berdampak ke seluruh tubuh. Karena berhubungan langsung dengan lingkungan luar, paru-paru rentan mengalami gangguan, salah satunya dapat disebabkan oleh patogen infeksi. Patogen infeksi dapat masuk melalui hidung, kemudian akan berkolonisasi atau berkembang biak di paru-paru dan sekitarnya, termasuk lapisan tipis yang melapisi paru-paru atau dikenal dengan pleura. Infeksi yang menyerang pleura disebut dengan pleuritis.
Secara garis besar, pleuritis adalah inflamasi yang terdapat pada lapisan dan rongga pleura yang disebabkan oleh agen atau patogen infeksius, seperti bakteri, virus, hingga jamur. Pleuritis dapat mengenai siapa saja tanpa kecuali, dimana penderitanya akan mengalami nyeri dada hebat dengan sensasi seperti tertusuk benda tajam ketika sedang menarik napas, batuk, bicara, maupun bersin. Hal ini disebabkan oleh peradangan yang dibuat oleh patogen penyebab infeksi, pada beberapa kasus, cairan pleura yang merupakan pelumas untuk gerakkan paru-paru dapat mengalami perlengketan, sehingga menyebabkan sensasi nyeri yang lebih tajam.(1)
Baca juga: Apa Itu Rheumatoid Arthritis dan Penyebabnya?
Pleuritis adalah penyakit yang bisa dialami oleh siapa saja, namun berdasarkan penelitian, orang dengan usia lanjut lebih rentan mengalami hal ini. Selain itu, beberapa kondisi lainnya seperti pengidap penyakit bawaan khususnya diabetes, penyakit paru-paru sebelumnya, penyakit jantung, hingga trauma pada bagian dada memiliki tingkat kejadian pleuritis yang lebih tinggi dibandingkan pada individu sehat.(2)
Usia lanjut (>65 tahun) memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena pleuritis mengingat pada usia ini sistem imun manusia akan menurun secara alamiah, sehingga menyebabkan tubuh lebih rentan terserang infeksi, khususnya infeksi pernapasan.
Diabetes memiliki hubungan dengan berbagai penyebab penyakit kronik, salah satunya adalah meningkatkan faktor risiko infeksi, sehingga dapat meningkatkan kejadian pleuritis. Oleh sebab itu, penting bagi anda penderita diabetes untuk selalu mengkontrol gula darah anda ke dokter.
Penyakit paru seperti tuberkulosis, pneumonia, bronchitis kronis, atau emfisema dapat mengakibatkan cikal bakal terjadinya pleuritis. Hal ini disebabkan karena lebih mudahnya patogen infeksi menyebar ke bagian pleura apabila anda memiliki kondisi-kondisi tersebut.
Paru-paru memiliki kaitan erat dengan jantung. Kedua organ ini saling berhubungan dan apabila terdapat gangguan pada jantung, maka risiko terjadi masalah pada paru-paru juga akan semakin tinggi, tidak terkecuali pleuritis. Penyakit jantung khususnya infeksi pada jantung (cth: miokarditis) dapat menjadi salah satu pencetus pleuritis.
Individu yang mengalami imunodefisiensi (HIV/AIDS) akan lebih rentan untuk terkena infeksi karena mamiliki sistem imun yang sangat rendah, sehingga lebih rentan untuk mengalami infeksi pernapasan yang dapat menjadi cikal bakal terjadinya pleuritis.
Baca juga: Apa Saja Gejala Pleuritis yang Harus Diwaspadai?
Pleuritis, pada sebagian besar kasus, disebabkan oleh agen infeksius seperti bakteri, virus, hingga jamur, dimana virus merupakan agen terbesar penyebab pleuritis. Hal ini disebabkan karena virus lebih mudah dan sangat cepat untuk menyebar. Berikut merupakan berbagai penyebab pleuritis yang perlu anda perhatikan: (1,2)
Bakteri, khususnya bakteri penyebab tuberkulosis (M. tuberkulosis) dan pneumonia (S. pneumoniae) merupakan agen yang sering menyebabkan pleuritis, khususnya TBC karena Indonesia merupakan endemik dari penyakit ini.
Infeksi virus yang paling sering menyebabkan pleuritis adalah infeksi virus influenza, dimana influenza akan masuk melalui rongga hidung, kemudian masuk ke saluran pernapasan atas, hingga turun ke saluran pernapasan bawah dan mencapai paru-paru.
Infeksi jamur paling sering terjadi pada individu dengan imunodefisiensi kronik yang tidak ditangani dengan adekuat. Jamur bisa masuk melalui rongga hidung maupun mulut, kemudian akan turun ke paru-paru dan menyebabkan pleuritis.
Trauma dada yang dapat disebabkan oleh beberapa kasus seperti operasi pada bagian dada, trauma tumpul maupun trauma tajam dapat meningkatkan kejadian pleuritis, hal ini dapat terjadi karena trauma menyebabkan munculnya port d’entre atau portal masuk baru terhadap agen infeksius.
Pengidap autoimun seperti sistemik lupus eritematosus dan rheumatoid artritis memiliki sistem imun yang lebih rendah dibandingkan pada individu yang sehat, sehingga menyebabkan lebih rentan mengalami infeksi.
Anda pasti bertanya-tanya apakah pleuritis dapat dicegah atau tidak? Faktanya, pleuritis dapat dicegah terutama dengan cara berikut (1):
karena penyakit ini berbasis pada infeksi, penyakit pleuritis dapat dicegah dengan meningkatkan daya tahan tubuh.
Anda juga dapat mencegah pleuritis dengan menghindari kontak erat dengan penderita infeksi khususnya infeksi paru-paru atau pernapasan.
Pleuritis dapat diobati dengan cara mengetahui faktor penyebabnya. Akan lebih mudah untuk menyembuhkan pleuritis apabila dokter mengetahui agen infeksius yang menjadi cikal bakal terjadinya pleuritis. Biasanya, dokter akan menambahkan obat-obatan simptomatik lainnya agar pasien lebih nyaman sembari mengeliminasi penyebab utamanya. Berikut obat-obatan maupun tindakkan medis yang sering kali digunakan dalam mengobati pleuritis: (1,2)
Apabila penyebab pleuritis adalah infeksi bakteri, maka dokter akan memberikan anda antibiotik untuk menanganinya. Antibiotik biasanya akan disuntikkan melalui pembuluh darah agar memberikan efek yang lebih cepat dan efektif.
Sedangkan untuk penyebab infeksi jamur, maka akan diberikan pengobatan anti-fungal untuk “membunuh” jamur akibat infeksi. Untuk individu dengan pleuritis yang disebabkan oleh virus, pleuritis sebenarnya dapat sembuh sendiri karena sifat virus yang self-limiting, namun tidak jarang dokter memberikan anti-virus sebagai penunjang agar individu lebih cepat sembuh.
Biasanya dokter juga akan menambahkan antinyeri untuk mengurangi rasa nyeri akibat dari proses peradangan yang disebabkan oleh patogen penyebab infeksi, khususnya nyeri dada. Anti nyeri yang biasanya digunakan dapat berupa Non-Steroidal Anti Inflammatory Drugs (NSAID) seperti ibuprofen.
Batuk merupakan salah satu tanda dari pleuritis, dan biasanya dokter juga akan meresepkan obat batuk guna untuk membantu mengobati batuk yang dapat menjadi salah satu gejala dari pleuritis.
Steroid biasa dipakai untuk meredam inflamasi yang disebabkan oleh infeksi patogen. Berdasarkan penelitian, steroid dapat ampuh mengurangi gejala yang terjadi pada penyakit peradangan, salah satunya adalah pleuritis.
Thorasentesis dilakukan untuk mengurangi cairan yang terdapat pada rongga pleura, hal ini dapat dilakukan sebagai pengobatan sekaligus menegakkan diagnosis.
Baca juga: Inilah Manfaat Daun Pare untuk Batuk
Pleuritis merupakan penyakit berbasis infeksi yang dapat sembuh secara total dengan pemilihan pengobatan yang tepat dan adekuat. Oleh sebab itu, penting bagi anda dan tenaga kesehatan untuk mengetahui penyebab utama terjadinya pleuritis. Walaupun merupakan penyakit yang bisa disembuhkan, namun penting bagi anda untuk tidak mengabaikan penyakit ini. Selalu jaga kesehatan anda, dan catat gejalanya dengan Aplikasi Personal Health Record dari Carevo.
Baca juga :
Thank you for contacting the Carevo team, our team will
immediately contact you with related topics