Beranda > Artikel > Penyebab Raja Singa

Penyebab Raja Singa

Penyebab Raja Singa

Apa itu Penyakit Raja Singa?

Sifilis, atau dikenal juga dengan nama penyakit raja singa merupakan infeksi akibat bakteri Treponema pallidum yang ditularkan secara seksual. Penyakit sifilis dapat disembuhkan pada stase awal, namun bila dibiarkan tanpa penanganan, penyakit ini dapat mengakibatkan disabilitas, gangguan neurologi, dan bahkan kematian.

Bakteri Treponema pallidum dapat menular ke orang lain melalui kontak langsung dengan luka sifilis. Luka ini dapat muncul pada kulit, maupun membran mukosa di vagina, anus, rektum, bibir, dan dalam mulut. Sifilis paling sering menular melalui hubungan seksual secara oral, anal, dan vaginal. Sedangkan penularan bakteri melalui berciuman lebih jarang ditemukan.

Gejala sifilis pada stase awal ialah munculnya luka yang tidak nyeri pada alat kelamin, rektum, mulut, maupun area lain di kulit. Namun luka ini jarang disadari karena tidak nyeri. Luka ini dapat menghilang dengan sendirinya. Namun bila seseorang tidak mendapatkan pengobatan, bakteri sifilis tetap ada di dalam tubuh. Bakteri ini dapat dorman di dalam tubuh selama bertahun – tahun, hingga kembali aktif dan menyebabkan kerusakan organ lain, yaitu otak, janutng, dan saraf.

Terdapat 4 stase sifilis, yaitu stase primer, sekunder, laten, dan tersier. Setiap stase memberikan tanda dan gejala yang berbeda – beda, namun dapat saling tumpang tindih. Stase primer sifilis ialah munculnya luka tidak nyeri berbetnnuk bulat dan padat, dinamakan chancre. Jumlahnya bisa satu ataupun lebih dari satu, dan akan muncul setelah 10 – 30 hari paska terinfeksi sifilis. Chancre akan bertahan di tubuh selama 2 – 6 minggu, lalu kemudian hilang dengan sendirinya. Namun bila infeksi sifilis ini tidak diobati, bakteri akan bertahan di dalam tubuh dan akan berlanjut ke stase penyakit sifilis berikutnya.

Pada stase kedua sifilis, tanda dan gejalanya ialah:

  • Luka yang terdapat di dalam mulut, anus, maupun kutil pada alat kelamin
  • Ruam yang kasar dan tidak gatal, berwarna merah kecoklatan yang dimulai dari area dada dan punggung, kemudian menyebar ke seluruh tubuh termasuk ke telapak tangan dan telapak kaki
  • Nyeri otot
  • Demam
  • Nyeri tenggorokan
  • Pembesaran kelenjar getah bening
  • Kerontokan rambut
  • Nyeri kepala
  • Penurunan berat badan yang tidak beralasan
  • Kelelahan

Gejala – gejala ini akan menghilang setelah beberapa minggu, namun dapat timbil kembali beberapa kali dalam waktu yang lebih lama.

Stase ketiga sifilis ialah stase laten yang dapat berlangsung selama bertahun – tahun. Pada stase ini, tubuh tidak mengalamin gejala. Namun bakteri Treponema pallidum akan dorman di dalam tubuh, dan berisiko untuk terjadinya rekurensi. Meskipun tidak bergejala, bila Anda mengalami stase ini, infeksi harus diobati

Stase keempat dinamakan sifilis tersier atau sifilis laten, yang dapat berlangsung hingga 10 – 30 tahun setelah infeksi pertama kali. Pada stase ini, sifilis dapat menyebabkan kerusakan pada organ tubuh lain yaitu jantung, pembuluh darah, hati, tulang, sendi. Bila bakteri T.pallidum menyebar sampai ke sistem saraf, akan terjadi neurosifilis. Neurosifilis dapat terjadi juga setelah stase primer. Bila tidak diobati, kerusakan saraf akan bertambah. Gejala yang muncul ialah demensia atau adanya gangguan kesadaran, gerakan tubuh yang tidak normal, rasa baal pada tangan dan kaki, gangguan konsentrasi, kebingungan, nyeri kepala dan kejang, gangguan penglihatan, dan kelemahan.

 

Apa Saja Penyebab Penyakit Raja Singa?

Sifilis terjadi akibat penularan dari seseorang yang terinfeksi oleh bakteri orang yang terinfeksi oleh bakteri Treponema pallidum melalui aktivitas seksual. Namun infeksi ini juga dapat ditularkan dari ibu ke janin selama masa kehamilan, maupun pada bayi baru lahir selama proses persalinan. Sifilis ini dinamakan sifilis kongenital.

Sifilis tidak dapat ditularkan melalui objek, misalnya pada gagang pintu, alat makan, dan dudukan toilet.

Anda akan berisiko untuk tertular sifilis bila:

  1. Melakukan hubungan seksual yang tidak terproteksi
  2. Bila Anda laki – laki yang berhubungan dengan sesame laki – laki
  3. Bila Anda memiliki HIV
  4. Bila Anda seseorang yang melakukan hubungan seksual lebih dari satu pasangan

 

Apa Saja Pantangan untuk Penderita Penyakit Raja Singa?

Diagnosis sifilis didapatkan melalui riwayat pasien, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang lain yang dilakukan oleh dokter di fasilitas kesehatan. Tes reagen serologi (rapid plasma regain (RPR) atau Venereal Disease Research Laboratory (VDRL)) merupakan tes untuk skrining darah dan mendiagnosis infeksi pada sistem saraf pusat, serta tes treponema. Terkadang dokter juga dapat melakukan biopsy pada luka sifilis untuk membedakan sifilis dan penyakit lainnya.

Bila Anda terinfeksi sifilis, sebaiknya Anda melakukan tips berikut ini:

  1. Melakukkan pengobatan ke fasilitas kesehatan. Dokter akan memberikan Anda penanganan yang tepat, yaitu dengan pemberian antibiotik agar sifilis dapat disembuhkan. Tanpa penanganan, sifilis dapat menyebar ke organ tubuh lainnya dan menyebabkan kerusakan yang permanen.
  2. Diskusikan dengan pasangan Anda bila Anda terdiagnosis sifilis. Hal ini penting untuk dilakukan agar pasangan Anda juga memeriksakan dirinya dan mendapatkan pengobatan yang tepat bila diperlukan. Pengobatan juga akan mencegah penularan ke orang lain
  3. Berhenti melakukan aktivitas seksual setidaknya selama satu minggu hingga Anda menyelesaikan pengobatan sifilis, dan gejala yang Anda rasakan menghilang
  4. Gunakan kondom dan/atau dental dams ketika Anda memulai hubungan seksual lagi. Hal ini akan membantu pencegahan penularan sifilis dan infeksi menular seksual lainnya
  5. Pasitkan Anda kontrol berobat. Setelah Anda mendapatkan pengobatan sifilis, Anda perlu melakukan pemeriksaan darah kembali untuk memastikan bahwa Anda sudah tidak terinfeksi sifilis. Terkadang Anda membutuhkan lebih dari satu kali penyuntikan penisilis untuk sembuh dari sifilis. Reinfeksi merupakan hal yang mungkin terjadi.

 

Penulis : dr. Madelina Serenita

 

Selalu jaga kesehatan anda, dan catat gejalanya dengan aplikasi Personal Health Record dari Carevo di https://www.carevo.id/personal-health-record

 

Bibliography

SYPHILIS DIAGNOSIS AND TREATMENT: STATE OF THE ART. (2021, March 15). Retrieved from European Medical Group: https://www.emjreviews.com/dermatology/article/syphilis-diagnosis-and-treatment-state-of-the-art/

SYPHILIS: SELF-CARE. (n.d.). Retrieved from American Academy of Dermatology Association: https://www.aad.org/public/diseases/a-z/syphilis-self-care

SYPHILIS. (n.d.). Retrieved from American Osteopathic College of Dermatology: https://www.aocd.org/page/Syphilis#:~:text=Primary%20syphilis%20develops%202%2D6,ulcer%20to%20multiple%2C%20hard%20sores.

Morris, S. R. (2020, December). Syphilis. Retrieved from MSD Manual Professional Version: https://www.msdmanuals.com/professional/infectious-diseases/sexually-transmitted-infections-stis/syphilis

Bagikan ke orang terdekat anda

Baca juga :

We will contact you shortly

Thank you for contacting the Carevo team, our team will

immediately contact you with related topics