
We will contact you shortly
Thank you for contacting the Carevo team, our team will
immediately contact you with related topics
Tumor otak merupakan pertumbuhan sel abnormal secara tidak terkontrol didalam otak. Terdapat banyak jenis tumor yang dapat terbentuk, ada yang jinak dan juga ganas. Menurut penelitian terdapat sekitar 150 jeenis tumor otak yang dibagi menjadi 2 tipe, yaitu glial dan non glial. Tipe glial artinya merupakan tumor yang tediri dari kumpulan sel glial di dalam otak sedangkan tipe non-glial artinya tumor yang bertumbuh dalam struktur didalam otak seperti saraf, pembuluh darah dan juga kelenjar dalam otak. Selain itu, tipenya juga dapat dibagi menjadi tumor ganas dan tumor jinak.
Baca juga: Apa Itu Tumor? Mengapa Hal ini Bisa Muncul?
Baik jinak maupun ganas, jika terdapat tumor dalam otak dapat menimbulkan masalah kesehatan yang serius. Hal ini dikarenakan tulang tengkorak merupakan tulang yang keras dan tidak menyediakan tempat lagi untuk sel lain untuk bertumbuh, sehingga jika terdapat tumor akan mendorong struktur disekitarnya. Jika pertumbuhan terjadi didekat bagian otak yang mengontrol fungsi penting, maka dapat menimbulkan gejala seperti :
Mekanisme tumor otak dapat menyebabkan gejala dan gangguan dalam tubuh antara lain dengan cara :
Baca juga: 7 Perbedaan Tumor dan Kanker yang Wajib Diketahui
Tumor otak dapat terjadi karena beberapa gen tertentu dalam kromosom yang rusak dan tidak dapat berfungsi secara benar. DNA didalam kromosom memiliki fungsi untuk memerintahkan sel dalam tubuh untuk melakukan fungsinya seperti bertumbuhm membelah, bertambah banyak dan juga memerintahkan untuk mati jika sudah rusak. Namun, jika DNA berubah, maka akan terbentuk instruksi baru yang tidak seharusnya sehingga sel abnormal yang bertumbuh cepat dapat muncul.
Walaupun kebanyakan penyebab tumor otak tidak diketahui, namun terdapat beberapa faktor resiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang menderita penyakit ini, antara lain:
Seiring dengan pertambahan usia, maka resiko seseorang menderita tumor otak juga akan meningkat. Menurut data penelitian yang ada, tumor otak paling banyak diderita pada usia85-89 tahun, walaupun terdapat beberapa jenis tumor yang lebih sering terjadi pada anak.
Pada umumnya, laki-laki lebih sering menderita tumor otak dibandingkan wanita. Namun, beberapa jenis tumor seperti meningioma lebih sering dijumpai pada wanita.
Radiasi dapat membuat mutasi sel-sel dalam tubuh, termasuk sel dalam otak. Walaupun jumlahnya tidak banyak, namun paparan radiasi ke kepala seperti x-ray kepala, CT scan dan radioterapi dapat memicu terjadinya tumor otak.
Sekktar 5% tumor otak berkaitan dengan kondisi genetik dalam keluarga. Beberapa kondisi genetik diketahui dapat meningkatkan resiko terjadinya tumor otak, antara lain neurofibromatosis, tuberous sklerosis, sindrom Turcot dan sindrom Turner.
Infeksi Epstein-Barr Virus (EBV) yang menyebabkan penyakit mononukleosis meningkatkan resiko terjadinya limfoma pada sistem saraf pusat. Selain itu infeksi cytomegalovirus (CMV) juga dapat ditemukan pada beberapa penderita tumor otak. Ada pula penelitian yang menunjukkan pasien dengan riwayat alergi memiliki resiko lebih rendah menderita glioma. Namun, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui hubungan infeksi, virus dan alergen dengan terjadinya tumor otak karena mekanismenya masih belum jelas.
Peran medan elektromagnetik seperti dari handphone tidak berpengaruh terhadap adanya tumor otak pada orang dewasa. Sedangkan, menurut penelitian, ini dapat memicu timbulnya tumor otak pada anak-anak. Namun, World Health Organization (WHO) merekomendasikan untuk membatasi penggunaan barang elektronik yang memiliki medan elektromagneetik pada anak-anak dan juga dewasa.
Di Amerika, orang berkulit putih lebih sering mengidap glioma dan jarang menderita meningioma dibandingkan dengan orang berkulit hitam. Selain itu, orang Eropa 2 kali lipat lebih sering terkena tumor otak dibandingkan orang di Jepang.
Trauma kepala berat sudah lama diteliti hubungannya dengan munculnya tumor otak. Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara trauma kepala dengan timbulnya meningioma namun tidak ada hubungan antara trauma kepala dan timbulnya glioma. Riwayat kejang juga dikaitkan dengan terjadinya kejang, namun mekanisme pastinya masih belum diketahui.
Diet yang dikonsumsi juga mempengaruhi timbulnya tumor. Penelitian menunjukkan kandungan n-nitroso dalam makanan meningkatkan resiko tumor otak baik pada anak-anak dan orang dewasa. Kandingan ini dibentuk dalam tubuh dari zat nitrit atau nitrat yang ditemukan pada produk daging olahan, asap rokok dan zat kimia dalam kosmetik.
Baca juga: 5 Makanan Penghancur Tumor Otak yang Harus Anda Ketahui
Selalu jaga kesehatan anda, dan catat gejalanya dengan aplikasi Personal Health Record dari Carevo.
1. Brain Tumor – Risk Factors. Cancer.Net. 2012. Available from: https://www.cancer. net/cancer-types/brain-tumor/risk-factors
2. Bansal N, Dawande P, Shukla S, Acharya S. Effect of lifestyle and dietary factors in the development of brain tumors. J Family Med Prim Care. 2020 Oct 30;9(10):5200–4.
3. Risk factors for childhood and adult primary brain tumors – PMC. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6827837/
4. Jantan I, Haque MdA, Ilangkovan M, Arshad L. An Insight Into the Modulatory Effects and Mechanisms of Action of Phyllanthus Species and Their Bioactive Metabolites on the Immune System. Frontiers in Pharmacology. 2019;10:878.
Baca juga :
Thank you for contacting the Carevo team, our team will
immediately contact you with related topics