
We will contact you shortly
Thank you for contacting the Carevo team, our team will
immediately contact you with related topics
Apakah adakah sudah pernah mendengar istilah phantom limb? Atau istilah ini merupakan istilah asing yang baru Anda ketahui? Simak lebih jauh mengenai pengertian, penyebab dan cara mengobati phantom limb bersama Carevo!
Saat setelah sebuah amputasi, rasa nyeri sangat sering dirasakan. Pada umumnya, nyeri setelah sebuah kejadian amputasi anggota tubuh dibagi menjadi 2 tipe nyeri yaitu residual limb pain (RLP) dan Phantom Limb. Angka kejadiannya juga cukup tinggi dimana sebanyak 79.9% mengalami phantom pain dan 67.7% mengalami residual limb pain. Apakah istilah istilah ini masih sangat awam di telinga Anda? Lalu apa sih phantom limb itu?
Secara definisi, phantom limb merupakan persepsi rasa tidak nyaman atau nyeri pada anggota tubuh yang pada kenyataannya anggota tubuh tersebut sudah tidak ada lagi disana karena sudah diamputasi. Kejadian ini seringkali terjadi sebagai gejala sisa atau sekuel dari sebuah kejadian amputasi.
Baca Juga: Osteosarcoma: Gejala, Penyebab, Cara Mencegah, dan Cara Mengobatinya
Tentunya kondisi phantom limb itu perlu dibedakan dengan beberapa jenis nyeri lainnya, salah satunya residual limb pain (RLP) yang berasal dari lokasi asli dari tungkai yang diamputasi. Membedakan keduanya merupakan suatu hal yang penting karena keduanya memiliki penyebab serta tatalaksana yang berbeda. Sebuah residual limb pain pada umumnya akan sembuh dengan adanya penyembuhan luka. Pada umumnya kondisi ini terjadi akibat suatu proses penyakit penyebab seperti terjepitnya saraf, formasi dari neuroma, trauma bedah, infeksi, iskemia dan hancurnya kulit. Walaupun demikian, perlu diketahui bahwa lebih dari setengah pasien dengan phantom limb juga memiliki kondisi residual limb pain.
Lalu apa saja sih ciri ciri dari phantom limb? Berikut ini merupakan tAnda dan gejala dari phantom limb yang dapat ditemukan:
Dari saat kondisi atau penyakit ini ditemukan hingga saat ini, masih belum ditemukan penjelasan yang jelas mengenai fenomena kompleks dari phantom limb. Walaupun demikian, hingga saat ini ditemukan beberapa teori mekanisme berbeda yang masih mengarah terhadap sebuah kejadian kondisi phantom limb ini:
Kerusakan saraf dan jaringan saat setelah amputasi menyebabkan terjadinya kerusakan yang mengganggu kerja sinyal eferen dan aferen yang melibatkan anggota tubuh yang sudah hilang
Proses sensitisasi sentral terjadi pada sumsum tulang belakang yang dimana aktivitas neural meningkat, area reseptif neural melebar, dan saraf menjadi hipersensitif. Perubahan ini menyebabkan berkurangnya serat penghambat descendant kehilangan tempat targetnya. Kombinasi keduanya diperkirakan sebagai penyebab utama terjadinya sebuah kondisi nyeri phantom limb.
Penyusunan kembali kortikal/ cortical reorganization merupakan suatu faktor penyebab yang mungkin menyebabkan sebuah kejadian phantom limb. Pada saat kondisi ini terjadi, area korteks yang mewakili bagian tubuh yang diamputasi akan diambil alih oleh daerah sekitar baik di somatosensory primer dan korteks motorik. Hal ini tentunya dapat menjelaskan mengapa stimulasi nociceptive dari saraf anggota tubuh yang tersisa dapat menyebabkan area sekitarnya merasakan rasa nyeri dan sensasi dari anggota tubuh yang hilang.
Faktor psikogenik sangatlah berperan disini, dimana kejadian ansietas, depresi dan stress yang meningkat tentunya dapat memicu kejadian nyeri phantom limb.
Baca Juga: Buah yang Tidak Boleh Dimakan Penderita Diabetes
Beberapa faktor risiko nyeri phantom limb yang sudah teridentifikasi berupa:
Lalu bagaimana sih cara penangannya? Tatalaksana nya sendiri dibagi menjadi tatalaksana farmakologis dan non farmakologi.
Tatalaksana farmakologikal yang dapat membantu dalam tatalaksana phantom limb yaitu:
Baca Juga: Apa Itu Amputasi?
Setelah membahas mengenai tata laksana yang menggunakan obat-obatan, maka saat ini pengobatan phantom limb yang tidak melibatkan obat juga akan dibahas. Beberapa pengobatan yang tidak melibatkan obat yaitu:
Apakah Anda baru saja diamputasi dan mengalami keluhan serupa? Jangan takut! Segera konsultasi dengan ahlinya, selalu jaga kesehatan Anda, dan catat gejalanya dengan Aplikasi Personal Health Record dari Carevo.
Baca juga :
Thank you for contacting the Carevo team, our team will
immediately contact you with related topics