Beranda > Artikel > Pentingnya Memahami Fungsi dan Risiko Pil Kontrasepsi Darurat

Pentingnya Memahami Fungsi dan Risiko Pil Kontrasepsi Darurat

Pil Kontrasepsi darurat adalah metode yang digunakan pasca senggama dan sebelum perkiraan waktu implantasi. Simak fungsi dan faktor risikonya berikut ini!

Kontasepsi darurat adalah metode kontrasepsi yang digunakan pasca senggama dan sebelum perkiraan waktu implantasi, yang bertujuan mencegah kehamilan pasca-senggama yang tidak terlindung atau kasus perkosaan. Pengguna kontrasepsi darurat dapat menurunkan angka kehamilan yang tidak diinginkan hingga 50%, tetapi banyak tenaga medis dan masyarakat yang belum mengenal metode ini.

Terdapat dua metode kontrasepsi darurat, yaitu pil kontrasepsi darurat dan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) yang menggunakan tembaga. Telah dikenal dua regimen pil kontrasepsi darurat, yaitu regimen levonorgestrel (LNG) dan regimen kombinasi. Regimen LNG memiliki efektivitas yang lebih baik dan menghasilkan lebih sedikit efek samping bila dibandingkan dengan regimen kombinasi. 

Pil kontrasepsi darurat harus diberikan sesegera mungkin setelah senggama tidak terlindungi, dan paling efektif bila diberikan dalam waktu 24 jam. AKDR sebagai kontrasepsi darurat dapat dipasang hingga 5 hari pasca-senggama tidak terlindungi. Kontrasepsi darurat terutama bekerja dengan mencegah fertilisasi, dan tidak menggugurkan kehamilan. Kontrasepsi darurat sangat 

aman sehingga dapat ditawarkan kepada wanita yang telah melakukan senggama tidak terlindungi dan ingin mencegah kehamilan. Meskipun demikian, kontrasepsi darurat hanya bersifat sebagai metode cadangan dan tidak digunakan sebagai metode kontrasepsi regular.

Apa Itu Pil Kontrasepsi Darurat?

Kontrasepsi darurat (emergency contraception) disebut pula sebagai kontrasepsi pascasenggama karena digunakan setelah melakukan senggama. Hal ini berbeda dengan kontrasepsi pada umumnya yang digunakan sebelum senggama. Kontrasepsi ini sering pula disebut sebagai kontrasepsi sekunder atau morning after pil atau morning after treatment.Istilah kontrasepsi sekunder asalnya untuk menepis anggapan bahwa obat tersebut harus segera dipakai atau digunakan setelah senggama atau harus menunggu keesokan harinya. Apabila tidak, berarti sudah terlambat sehingga tidak dapat berbuat apa-apa lagi. Nama untuk keadaan yang darurat, yakni bila terjadi senggama tanpa kontrasepsi atau cara kontrasepsi yang dipakai tidak benar. Kontrasepsi ini juga untuk menekan bahwa cara KB ini lebih baik daripada tidak sama sekali, namun tetap kurang efektif bila dibandingkan cara KB yang rutin dan benar.

Pil Kontrasepsi Darurat adalah salah satu jenis kontrasepsi darurat (kontrasepsi). Pil ini bermanfaat sebagai kontrasepsi cadangan saja, bukan sebagai metode utama pengendalian kelahiran (Keluarga Berencana). Pil Kontrasepsi Darurat dapat membantu mencegah kehamilan jika sebelumnya telah melakukan hubungan seks tanpa kondom, baik karena tidak menggunakan alat kontrasepsi lain, melewatkan waktu konsumsi pil KB, menjadi korban kekerasan seksual atau metode KB lainnya telah gagal.

Apa Fungsi Pil Kontrasepsi Darurat?

Pil kontrasepsi darurat adalah metode kontrasepsi yang digunakan untuk mencegah kehamilan setelah senggama / hubungan seksual tanpa pelindung atau tanpa pemakaian kontrasepsi yang tepat dan konsisten sebelumnya.

Pil kontrasepsi darurat adalah kontrasepsi yang dapat mencegah kehamilan bila digunakan segera setelah hubungan seksual.  Hal ini sering disebut “kontrasepsi pasca senggama” atau “morning after pill”. Diharapkan dengan pil kontrasepsi darurat kehamilan yang tidak diinginkan dapat dicegah. Demikian pula tindakan aborsi sebagai upaya penyelesaian kehamilan yang tidak diinginkan dapat dikurangi. Pemberian pil kontrasepsi darurat pada seorang wanita juga harus dilihat dari segi bio-psiko-sosial suatu individu, merujuk pada hak-hak reproduksi perempuan untuk dapat menentukan pilihan atas dirinya sendiri dalam memilih kontrasepsi.

Apa saja Jenis Kontrasepsi Darurat ?

Kontrasepsi darurat dapat diberikan dalam dua cara pemberian, yaitu mekanik dengan menggunakan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) yang mengandung tembaga dan Pil (hormonal) yang diberikan dengan cara diminum..

1. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Satu-satunya kontrasepsi darurat mekanik ialah AKDR yang mengandung logam 

tembaga. Jika dipasang dalam waktu 5-7 hari setelah senggama, AKDR ini mampu 

mencegah kehamilan. Alat kontrasepsi ini melepaskan ion tembaga yang mematikan 

sperma dan menyebabkan perubahan pada endometrium sehingga mencegah nidasi. 

AKDR tembaga pasca senggama menunjukkan bahwa angka kegagalannya tidak lebih dari 0,1%. Selanjutnya AKDR dapat dipakai terus dan efektif dapat mencegah kehamilan 

hingga 10 tahun. Cara ini merupakan kontraindikasi bagi wanita yang menderita atau terpapar penyakit menular seksual.

2. Pil Kontrasepsi Darurat

Obat-obatan hormonal yang telah disepakati penggunaannya dalam kontrasepsi darurat adalah: progestin, estrogen, kombinasi estrogen-progesteron, antiprogesterone, danazol, dan ulipristal acetate (UPA).

Baca Juga: Bagaimana Cara Menghitung Kalori yang Benar

3. Progestin

Mekanisme kerja kontrasepsi darurat dengan menggunakan turunan progesteron terdiri dari 0,75 mg LNG yang terbagi dalam dua dosis. Pemberian obat dimulai dalam jangka waktu 48 jam pasca senggama. Walaupun cara ini termasuk yang pertama kali ditemukan tahun 1960, namun hanya sedikit penelitian yang telah dipublikasikan yang menguraikan tentang efektifitas kontrasepsi pasca senggama. Selain itu dilaporkan angka kegagalan sekitar 2,4%.

4. Estrogen

Pemberian estrogen dosis tinggi sama efektifnya namun efek sampingnya lebih sering timbul. Pada setiap kasus, pemberian estrogen dosis tinggi harus diberikan dalam waktu 72 jam setelah senggama. Hal ini penting diketahui karena bila sampai lebih dari 72 jam di samping kurang berguna akan menimbulkan efek teratogenik. Pil diminum 2 x sehari selama 5 hari, satu kali minum setara dengan 25 mg DES. Etinil estradiol dibutuhkan 2,5 mg per dosis sedangkan estrogen yang teresterifikasi dan terkonjugasi masing-masing dibutuhkan 2,5 mg per dosis.

5. Kombinasi Estrogen-Progesteron

Untuk kombinasi estrogen-progesteron, secara keseluruhan cara ini terdiri dari 200 µg etinilestradiol dan 1,0 mg LNG. Pemberian dapat dimulai segera setelah senggama hingga 72 jam kemudian dengan dosis 100 µg etinilestradiol dan 0,5 mg LNG dengan dosis yang sama diulang 12 jam kemudian.

6. Ulipristal acetate (UPA)

Ulipristal acetate (UPA) ialah modulator reseptor progesteron yang merupakan turunan dari 19-norprogesteron dan dikembangkan untuk meningkatkan spesifisitas terhadap PR. UPA diberikan sebagai dosis tunggal 30 mg dan dapat dikonsumsi dalam 120 jam setelah hubungan intim tanpa kondom.

Bagaimana Cara Mendapatkan Pil Kontrasepsi Darurat dan Jenis Kontrasepsi Lainnya?

Petugas kesehatan di fasilitas kesehatan terdekat dapat memberi Anda lebih banyak informasi tentang kontrasepsi darurat, dan membantu Anda mendapatkan Pil Kontrasepsi Darurat atau jenis kontrasepsi lainnya..

Personal Health Record Carevo

Apa Risiko dari Penggunaan Kontrasepsi Darurat?

Kontrasepsi darurat adalah pilihan yang efektif untuk mencegah kehamilan setelah berhubungan seksual tanpa kondom, tetapi tidak seefektif metode kontrasepsi lain dan tidak direkomendasikan untuk penggunaan rutin. Dan juga, penggunaan pil kontrasepsi darurat tetap bisa gagal bahkan dengan penggunaan yang benar, dan pil itu tidak memberikan perlindungan terhadap infeksi menular seksual.

Pil Kontrasepsi Darurat tidak cocok untuk semua orang. Jangan diminum jika:

  • Alergi terhadap komponen apapun dari pil kontrasepsi darurat
  • Mengonsumsi obat lain yang dapat menurunkan efektivitas pil kontrasepsi darurat
  • Memiliki kelebihan berat badan atau obesitas
  • Sedang Hamil atau Menyusui

 

Efek samping dari Pil Kontrasepsi Darurat, yang biasanya hanya berlangsung beberapa hari, antara lain:

  • Mual atau muntah
  • Pusing
  • Kelelahan
  • Sakit kepala
  • Nyeri payudara
  • Pendarahan diantara periode atau perdarahan menstruasi yang lebih berat
  • Sakit perut bagian bawah atau kram

 

Baca Juga: Kenali Apa Itu CVST dan Bagaimana Cara Mengananinya

Bagaimana Anjuran Mengkonsumsi Kontrasepsi Darurat?

Kontrasepsi darurat digunakan apabila mengalami beberapa indikasi sebagai berikut:

  1. Korban Perkosaan
  2. Senggama tanpa menggunakan kontrasepsi lain
  3. Pemakaian kontrasepsi tidak benar atau tidak konsisten:
    • Kondom bocor, lepas atau salah digunakan
    • Diafragma pecah, robek, atau diangkat terlalu cepat
    • Senggama terputus gagal dilakukan sehingga ejakulasi terjadi di vagina atau genitalia eksternal
    • Salah hitung masa subur
    • AKDR ekspulsi (terlepas)
    • Lupa minum pil KB lebih dari 2 tablet
    • Terlambat suntik progestin lebih dari 2 minggu atau terlambat suntik kombinasi lebih dari 7 hari

 

Baca Juga: Apa Itu Osteoporosis: Penyebab, Ciri, Gejala, Faktor Risiko, dan Cara Mengobatinya

Kontrasepsi darurat dapat bermanfaat bila digunakan dalam 5 hari pertama, namun lebih efektif bila dikonsumsi sesegera mungkin. Kontrasepsi darurat sangat efektif, dengan tingkat kehamilan <3%. Efek samping: mual, muntah (bila terjadi dalam 2 jam pertama sesudah minum pil pertama atau kedua, berikan dosis ulangan), perdarahan/bercak.

Selalu jaga kesehatan anda, dan catat gejalanya dengan Aplikasi Personal Health Record dari Carevo.

Artikel Ditulis Oleh:

Dr. Peter Fernando

Baca juga :

We will contact you shortly

Thank you for contacting the Carevo team, our team will

immediately contact you with related topics