Tubuh manusia terdiri dari banyak otot yang membentuknya untuk dapat bergerak dan beraktivitas. Salah satu otot yang cukup sering didengar adalah piriformis. Nyeri pada area bokong, pinggul atau kaki bagian atas dapat terjadi pada seseorang yang mengalami piriformis syndrome. Nyeri yang dirasakan disebabkan karena penekanan terhadap saraf yang melewati otot tersebut. Mari kita mengenal lebih lanjut mengenai piriformis syndrome.
Piriformis merupakan otot berbentuk segitiga yang berjalan dari depan sakrum atau tulang ekor. Otot ini berada diantara dua tulang pinggul manusia. Di Dalam otot ini berjalan saraf sciatika sampai ke bagian atas dari tulang paha. Otot piriformis sendiri berfungsi untuk menggerakan paha dari satu sisi ke sisi lainnya dan menstabilkan sendi pinggul sehingga kita dapat berjalan, menjaga keseimbangan dan mengelakkan berat tubuh pada salah satu tungkai secara bergantian.
Jika terjadi spasme atau kontraksi berlebih dari otot ini dapat menekan saraf sciatika dan menyebabkan gejala yang dinamakan piriformis syndrome. Sindrom ini terjadi pada 0,3% – 6% individu dengan keluhan nyeri punggung bawah.
Gejala yang terjadi pada piriformis syndrome biasa pada bagian bokong, pinggul dan juga paha. Sciatika merupakan gejala utama yang dirasakan pada sindrom ini. Berikut adalah gejala yang dapat dirasakan bagi penderita :
Pada banyak kasus, nyeri dapat menjalar ke salah satu atau kedua tungkai dan pada kasus berat nyeri dapat membuat segala aktivitas menjadi terbatas. Aktivitas sehari-hari pun dapat terhambat seperti duduk didepan komputer, mengemudi jarak jauh atau mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
Baca juga: 5 Ciri-Ciri Kandung Kemih Bocor yang Harus Diwaspadai
Untuk mendiagnosis seseorang mengalami piriformis syndrome, maka dokter akan melakukan pemeriksaan komprehensif. Dimulai dari bertanya mengenai gejala yang berkaitan dengan sindrom ini, aktifitas sehari-hari yang dapat mencetuskan dan juga riwayat cedera. Untuk pemeriksaan fisik sendiri tidak ada yang khas untuk mendiagnosisnya. Untuk mengetahui dengan pasti perlu dilakukan pemeriksaan penunjang seperti USG, CT scan, MRI atau elektromyogram.
Penyebab dari sindrom ini apa saja yang dapat menimbulkan tekanan saraf sciatika oleh otot piriformis. Berikut hal-hal yang dapat menjadi penyebab :
Penyebab tersebut dapat muncul karena adanya aktivitas pencetus seperti :
Baca juga: Apa yang Dimaksud dengan Multiple Sclerosis? Lalu Bagaimana Cara Mengobatinya?
Terkadang, piriformis syndrome tidak memerlukan terapi apapun dan dapat hilang sendiri hanya dengan beristirahat dan menghindari faktor pencetus yang menyebabkan gejala. Berikut hal-hal yang dapat dilakukan jika anda mengalami piriformis syndrome :
Kompres dilakukan dengan es dan kompres hangat secara bergantian selama 15-20 menit dapat membantu mengurangi rasa nyeri pada bagian yang terkena
Obat anti nyeri dapat diberikan pada keadaan nyeri akut seperti golongan NSAID. Jika nyeri tidak berkurang dan proses inflamasi berat terjadi pada otot piriformis, dapat dilakukan penyuntikan steroid pada otot untuk mengurangi reaksi inflamasi yang terjadi
Terapi fisik akan disesuaikan dengan gejala yang dirasakan oleh dokter yang berpengalaman. Tujuannya adalah agar otot menjadi lebih rileks dan dapat kembali ke bentuk semulanya
Jika nyeri tidak dapat hilang dengan tindakan diatas, nyeri berat sampai mengganggu kehidupan sehari-hari, maka operasi dapat menjadi pilihan. Operasi yang dilakukan akan memotong otot piriformis yang menyebabkan tekanan pada saraf sciatika.
Untuk mencegah nyeri lebih lanjut, maka dapat dilakukan hal-hal berikut ini :
Artikel Ditulis Oleh:
dr. Friska Wilda Wijaya lahir di Palembang, 7 Maret 1996. Penulis menyelesaikan pendidikan dokter umum di Fakultas Kedokteran UNIKA Atma Jaya Jakarta pada tahun 2019.
Thank you for contacting the Carevo team, our team will
immediately contact you with related topics