
We will contact you shortly
Thank you for contacting the Carevo team, our team will
immediately contact you with related topics
Pityriasis rosea adalah kondisi kulit yang relatif umum yang menyebabkan ruam sementara berupa bercak merah bersisik di tubuh. Hadirnya penyakit ini sering membuat risih seseorang, selain karena mempengaruhi estetika, juga memberikan rasa tidak nyaman. Berikut hal-hal penting terkait penyakit ini:
Pityriasis rosea (PR) adalah ruam jinak yang pertama kali dijelaskan oleh Gibert pada tahun 1860; namanya berarti “skala merah muda halus.” PR umumnya dapat sembuh sendiri durasi 6-8 minggu. Penyakit ini dapat menyerang siapa saja, tetapi lebih sering terjadi pada anak yang lebih tua dan dewasa muda (berusia 10 hingga 35 tahun).
Baca Juga: Manfaat Lengkuas untuk Kulit dan Kecantikan Wajah
Gejala PR dapat berupa:
Tidak diketahui dengan pasti apa yang menyebabkan pityriasis rosea. Berikut beberapa teori terkait penyebab PR yang masih di perdebatkan sampai saat ini.
Agen infeksi yang menyebabkan pityriasis rosea (PR) telah dicari selama bertahun-tahun. Telah dinyatakan bahwa kondisi ini dipicu oleh agen virus. Oleh karena itu, sejumlah virus telah dipelajari dengan maksud untuk menentukan apakah mereka terkait dengan pityriasis rosea. Namun hasil penelitian terbaru masih belum dapat menyimpulkan agen virus secara pasti.
Pitiriasis rosea yang diinduksi oleh vaksin dan erupsi mirip pitiriasis rosea telah dikaitkan dengan vaksinasi untuk cacar, TBC, influenza, papillomavirus, polio, tetanus, difteri, pneumokokus, difteri-pertusis-tetanus, hepatitis B, dan demam kuning, dan baru-baru ini dengan Moderna mRNA-1273 dan vaksin COVID-19 lainnya.
Erupsi mirip pitiriasis rosea juga dapat terjadi terkait dengan banyak obat (misalnya, asam asetilsalisilat, barbiturat, bismut, kaptopril, klonidin, emas, imatinib, isotretinoin, ketotifen, levamisole, metronidazol, omeprazole, D-penicillamine, dan terbinafine)
Baca Juga: Mengenal Bahaya Asap Rokok untuk Kulit Anda
Adanya herald patch berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan fisik, bentuk serta karakteristik dan distribusi lesi, dan tidak adanya gejala lain selain gatal membuat PR dapat didiagnosis dengan mudah pada kebanyakan kasus. Namun, herald patch dapat sangat mirip dengan infeksi jamur sehingga pemeriksaan kalium hidroksida (KOH) pada hifa dermatofita dengan mikroskop di fasilitas kesehatan mungkin diperlukan untuk membedakan kondisi ini.
Pityriasis rosea biasanya membaik tanpa pengobatan dalam waktu 12 minggu. Penyakit ini tidak menular, namun memiliki faktor keluarga yang tinggi. Sehingga kerap kali keluarga dekat juga mempunyai penyakit ini. Pengobatan tidak diperlukan kecuali jika Anda mengalami ketidaknyamanan dan gatal-gatal yang sangat mengganggu aktifitas sehari-hari Kemungkinan pengobatan untuk pityriasis rosea meliputi:
Krim yang melembabkan dan menenangkan kulit. Gunakanlah sabun yang dapat melembabkan, karena sabun biasa dapat mengiritasi ruam. Anda dapat membeli ini tanpa resep dari sebagian besar apoteker, maupun di supermarket. Sebaiknya Anda menggunakan pelembab setelah mandi yang tidak mengandung pewangi untuk mengurangi iritasi.
Seperti krim hidrokortison dan betametason. Obat ini umumnya diresepkan oleh dokter umum. Fungsi dari obat ini adalah untuk mengurangi pembengkakan dan menghilangkan rasa gatal pada lesi. Oleskan secara merata pada lesi 2 kali sehari.
Baca Juga: 7 Manfaat Sinar Matahari Pagi untuk Kulit
Jika Anda sulit tidur karena gatal, dokter umum mungkin akan meresepkan antihistamin yang akan membuat Anda mengantuk, seperti hidroksizin atau klorfenamin.
Jika perawatan lain tidak berhasil, Anda mungkin akan dirujuk untuk terapi sinar UVB.
Penderita PR umumnya untuk menghindari kontak dengan zat yang iritan, seperti parfum, sabun cuci piring, serta zat keras lainnya. Selain itu, pasien dan keluarga harus mengetahui mengenai sifat ruam yang jinak dan tidak menular serta perjalanan penyakit yang relatif panjang. Biasanya, ruam sekunder berkembang selama 2 minggu, bertahan selama 2 minggu, dan kemudian memudar selama 2 minggu, tanpa perlu pengobatan, meskipun beberapa lesi telah bertahan selama 3-4 bulan.
Lisca
dr. Lisca Namretta lahir di Jakarta 6 Maret 1995. Penulis menyelesaikan pendidikan dokter umum di Fakultas Kedokteran UNIKA Atma Jaya Jakarta pada tahun 2019.
González LM, Allen R, Janniger CK, Schwartz RA. Pityriasis rosea: an important papulosquamous disorder. Int J Dermatol. 2005 Sep. 44(9):757-64.
Litchman G, Nair PA, Le JK. Pityriasis Rosea. [Updated 2022 Jul 18]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-
Baca juga :
Thank you for contacting the Carevo team, our team will
immediately contact you with related topics