Beranda > Artikel > Seasonal Affective Disorder: Pengertian, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Seasonal Affective Disorder: Pengertian, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

seasonal affective disorder adalah

SAD atau Gangguan Afektif Musiman merupakan salah satu jenis depresi. Seperti namanya, SAD banyak dialami di musim-musim tertentu, khususnya musim dingin. Di negara Barat sering disebut dengan winter blues atau winter depression dalam bentuk yang lebih berat.

Meskipun banyak dijumpai di musim dingin, tidak menutup kemungkinan adanya gangguan yang muncul pada musim panas (summer). Orang dengan seasonal affective disorder dapat mengalami gangguan dalam aktivitas sehari-hari, termasuk mempengaruhi cara dan bagaimana orang tersebut berpikir dan bertindak. 

 

Gejala Seasonal Affective Disorder 

 

Secara statistik, SAD lebih banyak dialami oleh wanita dan biasanya muncul pada akhir musim gugur atau awal musim dingin dan membaik menjelang musim semi. 

SAD termasuk salah satu jenis depresi mayor dengan gejala seperti: 

  • Suasana hati yang sangat sedih (depressed mood). 
  • Hilangnya minat pada aktivitas atau kegemaran yang biasanya disukai. 
  • Menarik diri dari aktivitas sosial. 
  • Mudah merasa cemas dan sedih. 
  • Mudah tersinggung (irritable). 
  • Mudah merasa letih dan lemas, hilang energi (low energy). 
  • Merasa diri tidak berguna dan tidak percaya diri. 
  • Menjadi lebih banyak tidur dan makan terutama makanan tinggi karbohidrat dan gula. 
  • Tidak dapat berkonsentrasi untuk melakukan pekerjaan. 
  • Pada tingkatan yang semakin berat dapat muncul pemikiran tentang kematian atau untuk bunuh diri. 

 

Baca Juga: Autism Spectrum Disorder: Pengertian, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

 

Pada summer-pattern SAD, yang muncul pada musim panas, selain gejala depresi yang berat (mood yang sedih dan hilang minat), gejala lain yang muncul dapat berbeda, yaitu: 

  • Sulit tidur dan merasa gelisah. 
  • Tidak ada nafsu makan yang dapat mengakibatkan penurunan berat badan berlebihan. 
  • Terkadang muncul keinginan berbuat kasar. 

 

Gejala-gejala tersebut muncul pada setidaknya dua tahun berturut-turut di musim tertentu, dan pada tahun-tahun tersebut episode depresi tidak muncul di musim yang lain. Gejala tersebut akan membaik setelah musim terlewati dan cuaca menjadi lebih hangat, khususnya pada winter depression

 

Penyebab Seasonal Affective Disorder

 

Seperti gangguan kesehatan mental yang lain, penyebab SAD biasanya kompleks dan sering tumpang tindih. Penyakit ini juga lebih sering dialami oleh orang yang sebelumnya sudah mengalami gangguan kesehatan mental seperti depresi berat dan gangguan bipolar.

SAD juga tidak jarang muncul bersamaan dengan gangguan yang lain seperti ADHD (attention-deficit/hyperactivity disorder), gangguan makan (eating disorder), atau gangguan cemas dan panik. Selain itu SAD juga dapat muncul pada orang dengan riwayat adanya anggota keluarga yang menderita gangguan kesehatan mental berat seperti depresi mayor dan skizofrenia. 

Dalam beberapa penelitian kemunculan SAD diduga berkaitan dengan aktivitas neurohormonal seseorang, antara lain: 

 

1. Kekurangan aktivitas serotonin. 

 

Serotonin merupakan senyawa kimia (neurotransmitter) yang bertanggung jawab terhadap mood seseorang. Pada SAD dijumpai aktivitas serotonin yang rendah karena adanya transporter yang menghambat aktivitasnya. Cahaya matahari dapat menjaga jumlah transporter tersebut agar tetap rendah, sehingga pada musim dingin di mana cahaya matahari berkurang membuat transporter menjadi lebih aktif sehingga mengurangi kerja serotonin dan menimbulkan gejala SAD. 

 

2. Gangguan melatonin. 

 

Melatonin merupakan hormon yang diproduksi tubuh sebagai respons terhadap suasana gelap dan menyebabkan kantuk. Pada musim dingin, di mana cuaca menjadi lebih gelap dibandingkan musim lainnya, melatonin yang diproduksi turut berperan memperburuk gejala SAD. 

 

Baca Juga: Hydrocephalus: Pengertian, Gejala, dan Cara Menanganinya

 

3. Defisiensi vitamin D. 

 

Selain mempunyai efek antioksidan, vitamin D juga turut membantu meregulasi aktivitas serotonin. Kekurangan vitamin D dapat menghambat aktivitasnya. 

 

PHR

 

Cara mengatasi Seasonal Affective Disorder 

 

Terapi utama SAD dapat merupakan salah satu atau kombinasi dari penggunaan obat antidepresan, terapi cahaya, dan psikoterapi. 

 

1. Penggunaan obat antidepresan 

 

Obat-obatan yang dapat meningkatkan aktivitas serotonin dapat membantu pasien memperbaiki mood, seperti gangguan depresi pada umumnya. 

 

2. Terapi cahaya (light therapy

 

Terapi ini dapat dilakukan dengan meletakkan lampu yang lebih terang dan hangat di dalam ruangan, seperti light boxes. Diharapkan dengan terkena cahaya yang hangat dapat meringankan gejala SAD.

Namun penggunaan terapi cahaya ini harus hati-hati khususnya pada orang dengan masalah pada mata karena dapat menyebabkan mata lelah, iritasi, dan nyeri. Selain itu penggunaan obat-obat yang sensitif dengan cahaya juga harus diperhatikan. Light therapy perlu diawasi oleh tenaga kesehatan profesional. 

 

Baca Juga: Intoleransi Laktosa: Pengertian, Penyebab, dan Faktor Risikonya

 

3. Psikoterapi  

 

Psikoterapi dalam bentuk CBT (Cognitive Behavioral Therapy) yang dilakukan dua kali dalam seminggu, selain dapat membantu mengidentifikasi masalah-masalah dan perasaan negatif yang muncul pada pasien SAD, juga dapat membantu mencegah berulangnya atau membantu mempersiapkan pasien menghadapi musim dingin berikutnya. 

Selain ketiganya, pasien juga dapat memodifikasi gaya hidup terutama saat musim dingin tiba, seperti: 

  • Berusaha terpapar cahaya matahari, seperti berjalan ke toko atau kafe. 
  • Membuat ruangan lebih terang. 
  • Berolahraga secara teratur dan makan makanan yang sehat dan bergizi. 
  • Konsumsi suplemen vitamin D. 
  • Bersosialisasi dengan teman atau keluarga. 

SAD yang mendapatkan penanganan sedini mungkin dapat memberikan efek yang baik. Dengan bantuan profesional dan terapi yang adekuat dapat menurunkan risiko perburukan dan mencegah berulangnya episode SAD. 

Leon

dr. Eduard Leonid

dr.Eduard Leonid

dr. Eduard Leonid adalah seorang dokter umum lulusan Universitas Airlangga Surabaya tahun 2011. Penulis saat ini bekerja sebagai dokter tetap di RS SMC Telogorejo Semarang.

  1. (2020, October). Seasonal Affective Disorder (SAD). APA. https://psychiatry.org/patients-families/seasonal-affective-disorder 
  2. Avery, D. (2020, December 28). Seasonal affective disorder: Treatment. Uptodate. https://www.uptodate.com/contents/seasonal-affective-disorder-treatment#H433007 
  3. Bence, S. (2022, June 22). What Is Seasonal Affective Disorder (SAD)? VeryWellHealth. https://www.verywellhealth.com/seasonal-affective-disorder-sad-5084382 
  4. Claveland Clinic. (2022, April 10). Seasonal Depression (Seasonal Affective Disorder). Claveland Clinic. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/9293-seasonal-depression 
  5. Drew, E. M., Hanson, B. L., & Huo, K. (2021). Seasonal affective disorder and engagement in physical activities among adults in Alaska. International Journal of Circumpolar Health, 80(1). https://doi.org/10.1080/22423982.2021.1906058 
  6. Melrose, S. (2015). Seasonal Affective Disorder: An Overview of Assessment and Treatment Approaches. Depression Research and Treatment, 2015, 178564. https://doi.org/10.1155/2015/178564 
  7. NHS. (2018, July 30). Treatment – Seasonal affective disorder (SAD). NHS. https://www.nhs.uk/mental-health/conditions/seasonal-affective-disorder-sad/treatment/ 
  8. NIMH. (n.d.). Seasonal Affective Disorder. National Institute of Mental Health. Retrieved August 16, 2022, from https://www.nimh.nih.gov/health/publications/seasonal-affective-disorder

Bagikan ke orang terdekat anda

Baca juga :

We will contact you shortly

Thank you for contacting the Carevo team, our team will

immediately contact you with related topics