
We will contact you shortly
Thank you for contacting the Carevo team, our team will
immediately contact you with related topics
SAD atau Gangguan Afektif Musiman merupakan salah satu jenis depresi. Seperti namanya, SAD banyak dialami di musim-musim tertentu, khususnya musim dingin. Di negara Barat sering disebut dengan winter blues atau winter depression dalam bentuk yang lebih berat.
Meskipun banyak dijumpai di musim dingin, tidak menutup kemungkinan adanya gangguan yang muncul pada musim panas (summer). Orang dengan seasonal affective disorder dapat mengalami gangguan dalam aktivitas sehari-hari, termasuk mempengaruhi cara dan bagaimana orang tersebut berpikir dan bertindak.
Secara statistik, SAD lebih banyak dialami oleh wanita dan biasanya muncul pada akhir musim gugur atau awal musim dingin dan membaik menjelang musim semi.
SAD termasuk salah satu jenis depresi mayor dengan gejala seperti:
Baca Juga: Autism Spectrum Disorder: Pengertian, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
Pada summer-pattern SAD, yang muncul pada musim panas, selain gejala depresi yang berat (mood yang sedih dan hilang minat), gejala lain yang muncul dapat berbeda, yaitu:
Gejala-gejala tersebut muncul pada setidaknya dua tahun berturut-turut di musim tertentu, dan pada tahun-tahun tersebut episode depresi tidak muncul di musim yang lain. Gejala tersebut akan membaik setelah musim terlewati dan cuaca menjadi lebih hangat, khususnya pada winter depression.
Seperti gangguan kesehatan mental yang lain, penyebab SAD biasanya kompleks dan sering tumpang tindih. Penyakit ini juga lebih sering dialami oleh orang yang sebelumnya sudah mengalami gangguan kesehatan mental seperti depresi berat dan gangguan bipolar.
SAD juga tidak jarang muncul bersamaan dengan gangguan yang lain seperti ADHD (attention-deficit/hyperactivity disorder), gangguan makan (eating disorder), atau gangguan cemas dan panik. Selain itu SAD juga dapat muncul pada orang dengan riwayat adanya anggota keluarga yang menderita gangguan kesehatan mental berat seperti depresi mayor dan skizofrenia.
Dalam beberapa penelitian kemunculan SAD diduga berkaitan dengan aktivitas neurohormonal seseorang, antara lain:
Serotonin merupakan senyawa kimia (neurotransmitter) yang bertanggung jawab terhadap mood seseorang. Pada SAD dijumpai aktivitas serotonin yang rendah karena adanya transporter yang menghambat aktivitasnya. Cahaya matahari dapat menjaga jumlah transporter tersebut agar tetap rendah, sehingga pada musim dingin di mana cahaya matahari berkurang membuat transporter menjadi lebih aktif sehingga mengurangi kerja serotonin dan menimbulkan gejala SAD.
Melatonin merupakan hormon yang diproduksi tubuh sebagai respons terhadap suasana gelap dan menyebabkan kantuk. Pada musim dingin, di mana cuaca menjadi lebih gelap dibandingkan musim lainnya, melatonin yang diproduksi turut berperan memperburuk gejala SAD.
Baca Juga: Hydrocephalus: Pengertian, Gejala, dan Cara Menanganinya
Selain mempunyai efek antioksidan, vitamin D juga turut membantu meregulasi aktivitas serotonin. Kekurangan vitamin D dapat menghambat aktivitasnya.
Terapi utama SAD dapat merupakan salah satu atau kombinasi dari penggunaan obat antidepresan, terapi cahaya, dan psikoterapi.
Obat-obatan yang dapat meningkatkan aktivitas serotonin dapat membantu pasien memperbaiki mood, seperti gangguan depresi pada umumnya.
Terapi ini dapat dilakukan dengan meletakkan lampu yang lebih terang dan hangat di dalam ruangan, seperti light boxes. Diharapkan dengan terkena cahaya yang hangat dapat meringankan gejala SAD.
Namun penggunaan terapi cahaya ini harus hati-hati khususnya pada orang dengan masalah pada mata karena dapat menyebabkan mata lelah, iritasi, dan nyeri. Selain itu penggunaan obat-obat yang sensitif dengan cahaya juga harus diperhatikan. Light therapy perlu diawasi oleh tenaga kesehatan profesional.
Baca Juga: Intoleransi Laktosa: Pengertian, Penyebab, dan Faktor Risikonya
Psikoterapi dalam bentuk CBT (Cognitive Behavioral Therapy) yang dilakukan dua kali dalam seminggu, selain dapat membantu mengidentifikasi masalah-masalah dan perasaan negatif yang muncul pada pasien SAD, juga dapat membantu mencegah berulangnya atau membantu mempersiapkan pasien menghadapi musim dingin berikutnya.
Selain ketiganya, pasien juga dapat memodifikasi gaya hidup terutama saat musim dingin tiba, seperti:
SAD yang mendapatkan penanganan sedini mungkin dapat memberikan efek yang baik. Dengan bantuan profesional dan terapi yang adekuat dapat menurunkan risiko perburukan dan mencegah berulangnya episode SAD.
Leon
dr. Eduard Leonid adalah seorang dokter umum lulusan Universitas Airlangga Surabaya tahun 2011. Penulis saat ini bekerja sebagai dokter tetap di RS SMC Telogorejo Semarang.
Baca juga :
Thank you for contacting the Carevo team, our team will
immediately contact you with related topics