Beranda > Artikel > Sensory Processing Disorder: Pengertian, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Sensory Processing Disorder: Pengertian, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

sensory processing disorder adalah

Sensory processing adalah proses otak menginterpretasi informasi yang didapatkan oleh indra manusia, seperti penglihatan, penciuman, pembauan, pendengaran, dan taktil atau sentuhan. Informasi ini kemudian diteruskan ke otak sehingga dapat diproses dan memberikan reaksi (respons) yang sesuai. Proses ini terbagi menjadi 4 tahap yaitu: 

  • Registrasi: proses saat otak menerima informasi (stimulus) yang diberikan panca indra. 
  • Modulasi: mengatur intensitas stimulus tersebut. 
  • Diskriminasi: membedakan dan mengatur jenis stimulus yang didapat, seperti karakteristik dan kualitasnya. 
  • Respons: perilaku atau tanggapan atas stimulus yang diterima otak. 

 

Sensory processing disorder merupakan kondisi di mana terdapat gangguan pada satu atau beberapa tahapan tersebut sehingga otak tidak dapat atau terhalang dalam memproses stimulus atau rangsangan sehingga tidak dapat memberikan respons yang sesuai. SPD dapat mengenai satu atau lebih indra seseorang sehingga menimbulkan gangguan pada proses tumbuh kembang, pembelajaran, dan aktivitas sehari-hari.

Kondisi ini banyak ditemukan pada anak-anak, meskipun juga dapat menyerang orang dewasa. Penelitian epidemiologi di Barat menunjukan prevalensi yang cukup tinggi, di mana terdapat 11% – 13% anak dengan SPD. 

Penyebab Sensory Processing Disorder 

Penyebab pasti SPD hingga saat ini belum diketahui namun diperkirakan berhubungan dengan genetik seseorang dan faktor lingkungan. Sebuah studi juga menyebutkan bahwa SPD berkaitan dengan gangguan psikologis (mental) lainnya sebesar 63% seperti autism spectrum disorder, attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), sindroma down dan sebagainya

Beberapa faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian SPD pada anak antara lain: 

  • Komplikasi selama ibu hamil dan bersalin. 
  • Berat badan lahir rendah. 
  • Lahir prematur. 
  • Konsumsi obat terlarang dan alkohol selama kehamilan. 
  • Paparan berlebihan dengan zat kimia berbahaya. 

 

Baca Juga: Azoospermia: Pengertian, Penyebab, Faktor Risiko, dan Cara Mengobatinya

Gejala Sensory Processing Disorder 

Anak dengan SPD dapat menunjukan gejala seperti:

1. Hiperaktif atau distraktif 

Anak sulit untuk duduk diam dan mengerjakan suatu aktivitas apabila ada stimulus lain dari luar, karena pada SPD anak sulit untuk memfokuskan diri pada satu hal bila stimulus datang bersamaan. Misalnya saat anak diminta mendengarkan penjelasan tentang satu binatang, namun ada mainan di sekitarnya atau alat-alat untuk menggambar, anak cenderung terdistraksi dengan mainan dan alat-alat tersebut sehingga sulit fokus pada kegiatan utama. 

2. Gangguan keseimbangan dan tonus 

Gangguan pada proses sensoris menyebabkan anak sulit merespons rangsangan sentuh, misalnya menjadi mudah jatuh dan hilang keseimbangan. 

3. Respon berlebihan terhadap sentuhan atau suara 

Rangsan sentuhan atau cahaya yang normal bagi orang lain, bisa ditanggapi dengan berlebihan oleh anak dengan SPD, seperti merasak sentuhan tersebut kasar dan cahaya terlalu terang sehingga menjadi marah atau menarik diri. 

PHR

4. Sulit melakukan gerakan terkoordinasi 

Anak dengan SPD sulit melakukan gerakan seperti mengancingkan baju atau mengikat tali sepatu, sehingga lebih suka memakai kaos dan sandal. Atau kesulitan menyisir rambut dan memotong kuku. 

5. Tidak memberikan respons yang sesuai 

Respons yang tidak sesuai dapat berupa anak tidak menoleh saat namanya dipanggil, merasa kegelian berlebihan saat tangan disentuh, bahkan tidak merasa nyeri saat memegang gelas berisi air panas. 

Baca Juga: Tethered Cord Syndrome: Pengertian, Penyebab, dan Cara Mengobatinya

6. Menyukai gerakan-gerakan yang intense 

Gerakan yang disukai anak dengan SPD seperti berputar di tempat terus-menerus, berlari berputar-putar, melompat dan menabrak orang atau benda lain. Tetapi anak tidak menyukai aktivitas yang menggunakan alat seperti perosotan atau ayunan. 

7. Terlambat dalam komunikasi 

Anak dengan SPD mempunyai hambatan dalam komunikasi dua arah dan gangguan dalam mempelajari bahasa sehari-hari dan artikulasinya. 

Adanya SPD membuat anak kesulitan dalam proses belajar dan beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Hal ini dapat berakibat serius pada pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut hingga dapat menimbulkan rasa tidak percaya diri dan depresi. Selain itu karena proses persepsi yang berbeda dapat menyebabkan anak menjadi kasar dan sulit terlibat dalam kegiatan dengan orang lain. 

Untuk menilai proses sensoris anak dapat dilakukan dengan beberapa tes seperti sensory profile (SP), sensory integration and praxis test (SIPT), dan sensory processing measure (SPM) serta tes yang lebih baru, evaluation in ayres sensory integration (EASI). Tes ini berisi pertanyaan-pertanyaan untuk mengevaluasi fungsi sensoris anak, yang dikombinasikan dengan penilaian, observasi, dan laporan orang tua berdasarkan keseharian anak tersebut. 

Cara mengatasi Sensory Processing Disorder 

Terapi SPD bertujuan membantu anak agar dapat memberikan respons yang sesuai terhadap stimulus tertentu sehingga dapat beraktivitas dengan baik, seperti: 

1. Sensory integration therapy 

Terapi integrasi sensoris diberikan oleh profesional terlatih dengan mengajak anak melakukan aktivitas bermain dan belajar memberikan respons terhadap stimulus yang datang, di lingkungan yang terkontrol. Terapi ini bertujuan agar anak dapat membentuk kemampuan beradaptasi yang lebih baik. 

2. Sensory diet 

Terapi pada anak dengan SPD bersifat berkelanjutan dan kontinu, sehingga tidak cukup bila hanya dilakukan oleh seorang terapis dan membutuhkan komitmen dari orang tua/pengasuh untuk tetap melakukan latihan secara teratur dengan diet sensoris. Hal ini dilakukan dengan mengajak anak bermain ayunan, trampolin, atau mengajak anjing berjalan-jalan, juga bisa dilakukan dengan latihan halang rintang. 

Baca Juga: Dengue Shock Syndrome : Gejala, Penyebab dan Cara Mengobatinya 

3. Occupational therapy 

Terapi okupasi membantu anak mempelajari gerak motorik halus seperti menulis, mengancingkan baju, atau menggambar, dan gerak motorik kasar seperti melempar dan menerima bola atau naik turun tangga. 

Leon

dr. Eduard Leonid

dr.Eduard Leonid

dr. Eduard Leonid adalah seorang dokter umum lulusan Universitas Airlangga Surabaya tahun 2011. Penulis saat ini bekerja sebagai dokter tetap di RS SMC Telogorejo Semarang.

  1. Arky, B. (2022, April 29). Treating Sensory Processing Issues. Child Mind Institute. https://childmind.org/article/treating-sensory-processing-issues/ 
  2. Crasta, J. E., Salzinger, E., Lin, M.-H., Gavin, W. J., & Davies, P. L. (2020). Sensory Processing and Attention Profiles Among Children With Sensory Processing Disorders and Autism Spectrum Disorders. Frontiers in Integrative Neuroscience, 14, 22. https://doi.org/10.3389/fnint.2020.00022 
  3. FamilyDoctor.org, & Rice, A. (2020, August 31). What is sensory processing disorder? FamilyDoctor.Org. https://familydoctor.org/condition/sensory-processing-disorder-spd/ 
  4. Galiana-Simal, A., Vela-Romero, M., Romero-Vela, V. M., Oliver-Tercero, N., García-Olmo, V., Benito-Castellanos, P. J., Muñoz-Martinez, V., & Beato-Fernandez, L. (2020). Sensory processing disorder: Key points of a frequent alteration in neurodevelopmental disorders. Cogent Medicine, 7(1). https://doi.org/10.1080/2331205X.2020.1736829 
  5. Goodman, B. (2021, February 7). Sensory Processing Disorder. WebMD. 
  6. Guardado, K. E. (2022, January 8). Sensory Integration. Statpearls. https://www.statpearls.com/ArticleLibrary/viewarticle/28887 
  7. Mailloux, Z., Parham, L. D., Roley, S. S., Ruzzano, L., & Schaaf, R. C. (2018). Introduction to the Evaluation in Ayres Sensory Integration® (EASI). The American Journal of Occupational Therapy, 72(1), 7201195030p1-7201195030p7. https://doi.org/10.5014/ajot.2018.028241 
  8. Mulligan, S., Douglas, S., & Armstrong, C. (2021). Characteristics of Idiopathic Sensory Processing Disorder in Young Children. Frontiers in Integrative Neuroscience, 15. https://doi.org/10.3389/fnint.2021.647928 
  9. Ptak, A., Miękczyńska, D., Dębiec-Bąk, A., & Stefańska, M. (2022). The Occurrence of the Sensory Processing Disorder in Children Depending on the Type and Time of Delivery: A Pilot Study. International Journal of Environmental Research and Public Health, 19(11), 6893. https://doi.org/10.3390/ijerph19116893

Bagikan ke orang terdekat anda

Baca juga :

We will contact you shortly

Thank you for contacting the Carevo team, our team will

immediately contact you with related topics