World Health Organization (WHO) menemukan bahwa sebanyak 1.13 milyar orang di dunia mengidap hipertensi atau lebih sering dikenal sebagai tekanan darah tinggi. Hipertensi merupakan suatu penyakit kronis epidemik kardiovaskular yang dihadapi Indonesia pada abad ke 21. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia mengatakan bahwa angka prevalensi hipertensi di Indonesia masih cukup tinggi yang memberikan dampak negatif pada kesehatan masyarakat.
Walaupun demikian, begitu banyak masyarakat Indonesia yang masih belum menyadari bahwa dirinya memiliki penyakit hipertensi. Riskesdas (2007) mengatakan bahwa di Indonesia ditemukan sebanyak 31.7% kasus hipertensi, 7,2% yang sudah mengetahui memiliki hipertensi dan 0,4% kasus yang mengkonsumsi obat hipertensi. Oleh karena itu, pengetahuan mengenai hipertensi pada masyarakat Indonesia masih perlu dikembangkan lebih jauh lagi.
Hipertensi didefinisikan sebagai suatu kondisi dimana tekanan darah sistolik anda meningkat ≥140 mmHg dan atau tekanan diastolik ≥90 mmHg.
Penyebab meningkatnya tekanan darah seringkali tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa hal seperti konsumsi garam yang berlebih, obesitas, diabetes, penuaan, gaya hidup, konsumsi alkohol, pengunaan NAPZA serta beberapa penyakit ginjal dan kelainan hormon juga dapat menyebabkan hipertensi.
Hipertensi yang merupakan suatu penyakit “Silent Killer” seringkali tidak menimbulkan gejala atau tanda apapun sehingga kebanyakan orang tidak mengetahui mereka memiliki hipertensi. Penyakit ini tidak dapat diobati namun dapat dikelola dengan baik. Jika menimbulkan gejala, maka gejala yang seringkali ditemukan adalah gejala-gejala seperti nyeri kepala, pusing, pandangan kabur dan lemas.
Anda dikatakan memiliki hipertensi jika terkonfirmasi terdapat peningkatan tekanan darah pada tiga pemeriksaan yang berbeda (2 pemeriksaan ulangan setelah pemeriksaan pertama kali).
Jika tidak terdeteksi dini, tidak terkontrol dan tidak diobati dengan baik, maka tekanan darah tinggi dapat memberikan komplikasi yang cukup serius seperti serangan jantung, stroke, kelainan pada mata, gagal ginjal, kematian premature serta disabilitas.
Dikarenakan hipertensi merupakan suatu penyakit “Silent Killer”, maka faktor risiko hipertensi juga perlu anda ketahui untuk menghindari terjadinya komplikasi.
1. Faktor yang tidak dapat dimodifikasi
2. Faktor yang dapat dimodifikasi
Walaupun kita tidak dapat menghindari faktor-faktor yang tertera di nomor 1. Namun kita dapat memodifikasi gaya hidup kita untuk menghindari terjadinya penyakit hipertensi dengan menghindari diet makanan yang tidak sehat, menjaga kadar gula darah dan kolestrol yang normal, berolahraga, menjaga berat badan, tidak mengkonsumsi alkohol berlebih serta tidak merokok.
Jika anda memiliki tekanan darah yang tinggi, maka anda perlu memodifikasi gaya hidup anda dan juga konsultasi ke dokter dengan rutin agar tekanan darah anda terkontrol. Apabila dokter memberikan anda obat, maka obat tersebut perlu dikonsumsi sesuai anjuran dokter.
Dengan pengetahuan yang cukup mengenai apa itu hipertensi, faktor risiko penyebab hipertensi, gejala & tanda, komplikasi yang mungkin timbul serta pengobatan yang tepat, maka anda dapat lebih mewaspadai hipertensi yang merupakan suatu penyakit “Silent Killer”. Dengan modalitas ini, maka angka prevalensi hipertensi yang tinggi di Indonesia dapat ditekan sehingga menurukan angka mortalitas. Untuk itu lakukanlah secara rutin konsultasi kesehatan Anda, minimal 6 bulan sekali untuk mengetahui pola hidup yang salah.
Sekarang Anda dapat melakukan konsultasi online secara rutin dengan mudah. Simak lebih dulu apa keuntungan dari berkonsultasi secara online.
Thank you for contacting the Carevo team, our team will
immediately contact you with related topics