Beranda > Artikel > Tethered Cord Syndrome: Pengertian, Penyebab, dan Cara Mengobatinya

Tethered Cord Syndrome: Pengertian, Penyebab, dan Cara Mengobatinya

kanker kelenjar adrenal

Tethered cord syndrome adalah suatu penyakit gangguan saraf yang mengakibatkan pergerakan sumsum tulang belakang di dalam tulang belakang menjadi terbatas. Penyakit satu ini dapat menjadi sangat berbahaya apabila tidak ditangani secara langsung dengan baik.

Awalnya gejala yang dirasakan bisa sangat ringan dan membuat pasien tidak merasa berada dalam keadaan yang gawat. Tetapi pada satu waktu rasa sakit ringan dapat berubah menjadi sangat berbahaya bahkan tidak bisa lagi ditanggung. 

Namun tentunya jangan langsung berasumsi atau menyimpulkan ketika mengalami sakit-sakit ringan tertentu. Ada baiknya Anda mengenali tethered cord syndrome secara menyeluruh di bawah ini. 

 

Apa Itu Tethered Cord Syndrome?

 

Tethered cord syndrome merupakan penyakit di bagian saraf sumsum tulang belakang karena adanya suatu jaringan yang menyumbat atau menghambat pergerakan di tulang belakang. Gangguan jaringan di saraf tersebut membuat peregangan sumsum tulang belakang menjadi tidak normal. 

Penyakit satu ini tidak langsung berbahaya atau berada dalam keadaan parah begitu saja melainkan bersifat progresif alias terus berkembang mengalami peningkatan pada kemudian hari.

 

Apa Ciri-Ciri Tethered Cord Syndrome?

 

Ciri-ciri yang bisa Anda kenali dari penyakit satu ini cukup beragam, contohnya seperti: 

  1. Sakit di bagian punggung dan kaki.
  2. Merasakan fungsi otot kaki yang bermasalah seperti sangat lemah ataupun mati rasa.
  3. Infeksi kandung kemih yang berulang-ulang.
  4. Tremor atau kejang pada otot kaki.
  5. Kinerja usus memburuk.
  6. Kehilangan kontrol dalam kandung kemih. 
  7. Perubahan tampilan kaki yang mulai berbentuk abnormal. Kaki bisa terlihat melengkung lebih tinggi dan begitu juga dengan jari-jari kaki. 
  8. Skoliosis alias bentuk tulang belakang yang tidak normal.
  9. Anak-anak juga bisa mengalami penyakit ini dengan ciri memiliki lesung pipi, massa lemak di bagian punggung, tanda lahir, dan anorectal malformations. 

 

Ketika Anda atau ada anggota keluarga yang merasakan beberapa gejala seperti poin-poin di atas maka sebaiknya periksakan langsung ke dokter ahli yang dapat membantu mendiagnosis penyakit secara akurat. 

Tetapi jangan langsung panik berlebihan karena gejala tersebut bisa saja hanya penyakit biasa yang tidak berbahaya. Namun Anda juga tidak boleh terlalu menganggapnya sepele dengan membiarkan saja hanya karena gejalanya ringan. 

Perlu diketahui bahwa tethered cord syndrome yang tidak ditangani akan mengakibatkan gangguan lebih parah di bagian saraf. Pada akhirnya untuk waktu yang lama, pasien tersebut akan kehilangan fungsi sarafnya. 

 

Baca Juga: ‘Herpes Zoster: Pengertian, Penyebab, Faktor Risiko, dan Cara Mengobati

 

Apa Penyebab Tethered Cord Syndrome?

 

Penyebab dari tethered cord syndrome cukup beragam. Dalam dunia kedokteran, penyakit satu ini bisa disebabkan dari lahir karena perkembangan sumsum tulang belakang yang tidak sempurna pada masa Ibu mengandung. 

Kemudian penyebab lainnya ialah karena adanya kecelakaan yang merusak sumsum tulang belakang atau operasi. Selain itu ada juga kasus tethered cord syndrome yang terjadi karena spina bifida. 

Penyakit tersebut dianggap sebagai cacat lahir karena penutupan sumsum tulang belakang posterior dan lengkungan tulang belakang yang tidak sempurna. Tethered cord syndrome akan menjadi lebih parah apabila spina bifida terletak di ujung ekor sumsum tulang belakang. 

 

PHR

 

Apa Faktor Risiko Tethered Cord Syndrome?

 

Secara umum orang-orang yang memiliki tumor dan infeksi dalam perkembangan fibrosis yang terhubung ke sumsum tulang belakang berisiko terkena tethered cord syndrome. Tidak jarang juga pasien yang terkena penyakit ini diakibatkan dari kasus genetik dengan myelomeningocele. 

Namun menurut bidang kedokteran aspek genetika masih harus diuji melalui penelitian yang menyeluruh untuk memastikan kebenarannya. Tethered cord syndrome bisa muncul dalam diri orang-orang yang sebelumnya pernah mengalami penyakit tertentu, seperti: 

  1. Tumor
  2. Operasi di tulang belakang
  3. Dermal sinus tract
  4. Adanya trauma di tulang belakang
  5. Diastematomyelia (sumsum tulang belakang yang terbelah)

 

Baca Juga: Dengue Shock Syndrome : Gejala, Penyebab dan Cara Mengobatinya 

 

Bagaimana Cara Menangani Tethered Cord Syndrome?

 

Pasien yang mengalami tethered cord syndrome di tahap awal tentu tidak perlu khawatir karena terdapat berbagai pengobatan untuk meminimalkan dampak yang diakibatkannya. Jika Anda atau ada anggota keluarga yang terlihat memiliki gejala-gejala tersebut, langsung saja bawa mereka menemui ahli saraf atau neurologi untuk didiagnosis lebih lanjut. 

Biasanya diagnosis akurat dapat dilihat dari tindakan MRI (Magnetic Resonance Imaging), Myelogram, CT atau CTA scan, dan Ultrasound. Setelah hasil keluar dan terbukti adanya tethered cord syndrome maka pasien akan dianjurkan rawat inap agar dokter dapat mengamati perkembangannya. 

Apabila ditemukan perkembangan yang makin memburuk maka tindakan operasi perlu dilakukan. Harus diingat bahwa kasus pada setiap pasien membutuhkan penanganan yang berbeda. Jadi jangan bertindak secara mandiri tanpa anjuran dokter ahli. 

Setelah pasien selesai dioperasi maka aktivitas normal bisa kembali berjalan selama beberapa minggu. Biasanya pemantauan oleh dokter dan tenaga medis rumah sakit akan terus berjalan untuk memastikan bahwa hasil operasi yang dilakukan benar-benar efektif. 

Tethered cord syndrome adalah penyakit gangguan saraf tulang belakang yang harus diwaspadai lebih awal agar penanganannya tidak sulit atau tidak terjadi komplikasi lanjutan. Itu sebabnya sangat penting untuk selalu mencatat gejala-gejala penyakit dan riwayat kesehatan Anda secara detail serta berkala. 

Adanya pencatatan tersebut akan membantu Anda dan dokter ahli dalam diagnosis yang lebih akurat karena pasti tidak semua gejala bisa terekam dalam otak. Anda bisa langsung menggunakan Aplikasi Personal Health dari Carevo agar pencatatan gejala bisa terekam dengan rapi. 

Anda bisa melihat seluruh pencatatan yang dilakukan setiap harinya untuk memastikan kesehatan tetap baik. Anda bahkan bisa mencatatkan perkembangan anak secara menyeluruh untuk memastikan tumbuh kembangnya sempurna. 

Jadi selalu jaga kesehatan Anda dan catat gejalanya dengan Aplikasi Personal Health Record dari Carevo. Belum terlambat untuk memulai kehidupan yang lebih sehat dengan menggunakan Aplikasi Personal Health dari Carevo! ya 

 

 
dr. Mikhael Yosia

dr. Mikhael Yosia

dr. Mikhael menyelesaikan studi dokter umumnya di Universitas Indonesia dan University of Melbourne di Australia. Ia juga mendapatkan gelar Diploma of Tropical Medicine and Hygiene dari Royal College of Physician UK.

Bagikan ke orang terdekat anda

Baca juga :

We will contact you shortly

Thank you for contacting the Carevo team, our team will

immediately contact you with related topics