
We will contact you shortly
Thank you for contacting the Carevo team, our team will
immediately contact you with related topics
Tetraplegia adalah salah satu kelumpuhan akibat rusaknya tulang belakang. Kerusakan ini dapat disebabkan oleh penyakit atau cedera pada otak maupun saraf pada tulang belakang. Tetraplegia bisa dikatakan sebagai bentuk kelumpuhan yang paling parah. Mengapa?
Pasalnya, kelumpuhan ini dapat memengaruhi keempat anggota badan lainnya, seperti dada, perut, dan punggung. Kondisi tetraplegia bisa bisa sangat berat, lantaran penderitanya mengalami kesulitan bernafas. Untuk mengenal lebih jauh tentang penyebab penyakit ini, simak uraiannya di bawah ini.
Tetra artinya empat, yaitu kondisi kelumpuhan pada bagian ekstremitas atas yang terdiri dari tangan dan lengan dan ekstremitas bawah yang terdiri dari paha, kaki, dan torso. Sebagai perbandingan, selain tetraplegia ada paraplegia, yaitu kondisi kelumpuhan yang hanya terjadi pada ekstremitas bawah.
Kondisi tetraplegia bisa dikatakan cukup sulit disembuhkan, lantaran menyerang berbagai sistem saraf, seperti otak dan tulang belakang. Meski begitu, langkah penanganan tetap dilakukan untuk mencegah terjadinya komplikasi.
Akibat dari kelumpuhan tersebut, penderita tetraplegia tidak dapat menggerakan hampir seluruh anggota badannya. Mulai dari tangan, badan, lengan, tungkai, kaki, dan bagian panggul. Fungsi jantung, paru-paru, dan organ lainnya juga ikut terpengaruh.
Seseorang yang menderita tetraplegia tidak hanya mengalami kesulitan pernapasan, mereka juga akan mengalami masalah pencernaan, fungsi kandung kemih dan usus, hingga masalah seksual. Jika penyakit ini masih ringan, biasanya disebut dengan quadriparesis atau tetraparesis.
Baca Juga: Gangguan Kepribadian Paranoid: Penyebab, Faktor Risiko, Gejala, dan Cara Mengobatinya
Gejala utama tetraplegia yaitu kehilangan fungsi gerak anggota badan dari leher hingga tulang belakang. Meskipun ada beberapa orang yang masih bisa menggerakan tangannya, seseorang dengan tetraplegia tidak dapat berjalan dan perlu menggunakan kursi roda untuk bergerak. Mereka pun tidak dapat mengurus dirinya sendiri, seperti mandi, makan, dan berpakaian.
Jika organ di dalam tubuh ikut terpengaruh, penderita tetraplegia akan mengalami beberapa kondisi di bawah ini:
Baca Juga: Penyakit Kuning: Pengertian, Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobatinya
Penyebab tetraplegia dapat disebabkan penyakit lain yang dialami oleh penderitanya. Pada anak-anak, cerebral palsy dan hidrosefalus dapat menyebabkan tetraplegia. Sedangkan, pada orang dewasa, kondisi ini dapat disebabkan beberapa hal di bawah ini.
Cedera pada tulang belakang di daerah leher rahim menjadi salah satu penyebab umum terjadinya kondisi tetraplegia. Sumsum tulang belakang merupakan struktur panjang yang berjalan dari otak menuju tulang belakang dan berfungsi menyampaikan pesan dari otak ke seluruh tubuh.
Jika Anda mengalami cedera traumatis, seperti jatuh, kecelakaan mobil, dan kecelakaan menyelam, maka dapat merusak tali pusat dan struktur yang mengelilingi tulang belakang. Selain itu, cedera tulang belakang dapat mengubah fungsi otot.
Kondisi stroke terjadi akibat adanya sumbatan aliran darah ke otak atau sumsum tulang belakang. Akibatnya, jaringan pada bagian yang tersumbat akan mengalami kekurangan oksigen dan akhirnya mati. Stroke yang menyerang otak dapat menyebabkan kelemahan pada satu sisi tubuh. Sementara itu, sumsum tulang belakang dapat menyebabkan kelumpuhan pada bagian lengan dan kaki.
Kondisi lain yang dapat menyebabkan tetraplegia yaitu sindrom Guillain-Barre dan paparan racun atau Amyotrophic Lateral Sclerosis (ACL). Kedua penyebab ini dapat memperparah kondisi tetraplegia di dalam tubuh penderita.
Cedera tulang belakang dan stroke termasuk penyebab terjadinya kondisi tetraplegia. Jika tubuh Anda mengalami gejala kedua penyebab tersebut, sebaiknya hindari berbagai faktor risiko yang dapat menyebabkan kelumpuhan. Apa saja itu? Simak uraiannya di bawah ini.
Olahraga dengan risiko tinggi seperti sepak bola, gulat, rugby, senam, menyelam, selancar, dan hoki es dapat memperparah kondisi cedera tulang belakang. Jika Anda hendak melakukan olahraga, lakukan olahraga yang ringan, contohnya jalan kaki atau cukup melakukan peregangan saja.
Jika keluarga besar Anda pernah mengalami penyakit saraf tertentu, maka Anda berpotensi mengalaminya juga. Penyakit ini dapat diturunkan dari keluarga Anda. Untuk mengantisipasinya, terapkan berbagai gaya hidup sehat supaya dapat meminimalisir risikonya.
Selain riwayat penyakit pada saraf tertentu, riwayat kanker di keluarga menjadi salah satu penyebab risiko terjadinya tetraplegia. Kanker dapat menyebabkan tekanan pada sumsum tulang belakang.
Tetraplegia adalah salah satu kondisi yang permanen. Artinya, penyakit ini tidak bisa disembuhkan. Meski mengalami kelumpuhan permanen, terdapat beberapa orang yang dapat menggerakan kembali sebagian anggota tubuhnya.
Oleh sebab itu, pasien dengan kondisi ini tetap membutuhkan pengobatan, terutama untuk merangsang otot guna mempertahankan tonus otot dan mengurangi kemungkinan komplikasi. Lalu, bagaimana cara yang ditempuh untuk mengobati tetraplegia? Simak uraiannya di bawah ini.
Penderita tetraplegia harus melakukan beberapa terapi fisik untuk membantu menjalankan kehidupan sehari-hari. Mulai dari terapi fisik untuk meningkatkan pergerakan dan kekuatan Anda saat bergerak. Terapi okupasi yang dapat membantu penderita untuk melakukan aktivitas sehari-hari dan perawatan diri. Terakhir, terapi psikologi yang dapat membantu meredakan depresi.
Dokter dapat membantu meringankan gejala yang muncul dengan memberikan obat, seperti obat steroid yang dapat mengurangi kerusakan saraf dan jaringan di sekitarnya. Juga, obat ini dapat mengontrol rasa sakit, menjaga kelenturan otot, dan meningkatkan kontrol kandung kemih.
Baca Juga: Sleep Paralysis: Gejala, Penyebab, Cara Mencegah, dan Cara Mengobatinya
Terkadang dokter merekomendasikan untuk melakukan operasi guna menstabilkan tulang belakang. Juga, untuk mengurangi tekanan pada saraf dan sumsum tulang belakang. Meskipun operasi cukup berisiko, tetapi dapat mengurangi rasa sakit yang dirasakan penderita.
Demikian informasi mengenai tetraplegia, mulai dari definisi, gejala, hingga cara mengobatinya. Tetraplegia adalah penyakit yang sulit disembuhkan. Jadi, sebisa mungkin minimalisir penyebab dan gejalanya dengan selalu jaga kesehatan Anda. Catat gejala tetraplegia yang muncul pada tubuh Anda dengan Aplikasi Personal Health Record dari Carevo.
dr. Mikhael menyelesaikan studi dokter umumnya di Universitas Indonesia dan University of Melbourne di Australia. Ia juga mendapatkan gelar Diploma of Tropical Medicine and Hygiene dari Royal College of Physician UK.
Baca juga :
Thank you for contacting the Carevo team, our team will
immediately contact you with related topics