Beranda > Artikel > Tourette Syndrome: Pengertian, Gejala, dan Cara Menanganinya

Tourette Syndrome: Pengertian, Gejala, dan Cara Menanganinya

tourette syndrome adalah

Sindrom Tourette atau dapat disebut sebagai gangguan Tourette adalah gangguan perkembangan saraf umum yang mempengaruhi hingga 1% dari populasi. Hal ini ditandai dengan beberapa tics yang bermanifestasi berupa gerakan dan atau suara yang dilakukan secara tidak disadari. Gejala umumnya timbul dimulai pada masa kanak-kanak. Anak-anak dengan sindrom ini terkadang mengalami rasa sakit fisik, isolasi sosial, gangguan emosional, dan beresiko untuk berprestasi rendah.

 

Apa Pengertian dari Tourette Syndrome?

 

Sindrom Tourette adalah suatu kondisi yang menyebabkan seseorang mengeluarkan suara dan gerakan yang tidak disengaja yang disebut tics. Biasanya dimulai selama masa kanak-kanak, tetapi tics dan gejala lainnya biasanya membaik setelah beberapa tahun dan terkadang hilang sama sekali. Tidak ada obat untuk sindrom Tourette, tetapi pengobatan dapat membantu mengelola gejala. Orang dengan sindrom Tourette mungkin juga memiliki gangguan obsesif kompulsif (OCD), attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) atau kesulitan belajar.

 

Baca Juga: Ketahui Manfaat Wortel untuk Anak Anda

 

Apa Saja Gejala dari Tourette Syndrome?

 

Gejala utama sidrom tourette adalah tics. Gejala biasanya dimulai ketika seorang anak berusia 5 hingga 10 tahun. Gejala pertama yang sering muncul adalah tics motorik yang terjadi di area kepala dan leher. Tics biasanya memburuk pada saat-saat yang menegangkan atau menggairahkan. Gejala cenderung membaik ketika seseorang tenang atau fokus pada suatu aktivitas. Jenis tics dan seberapa sering seseorang mengalami tics banyak berubah dari waktu ke waktu. Meskipun gejalanya mungkin muncul, hilang, dan muncul kembali, kondisi ini dianggap kronis.

 

1. Jenis Tic 

 

Ada dua jenis tics — motorik dan vokal. 

  • Tik Motorik 

Tics motorik adalah gerakan tubuh berulang yang tidak dapat dikendalikan (tanpa sadar). Contoh tics motorik termasuk berkedip, mengangkat bahu, atau menyentak lengan. 

  • Tik Vokal 

Tics vokal adalah suara yang dibuat seseorang dengan suaranya yang tidak dapat dikendalikan (tanpa sadar). Contoh tics vokal termasuk bersenandung, berdeham, atau meneriakkan kata atau frasa. 

 

2. Kompleksitas Tic

 

Tics juga dibagi menjadi sederhana atau kompleks: 

  • Tik Sederhana 

Tics sederhana hanya melibatkan beberapa bagian tubuh. Contoh tics sederhana termasuk menyipitkan mata atau mengendus. 

  • Tik Kompleks 

Tics kompleks biasanya melibatkan beberapa bagian tubuh yang berbeda dan dapat memiliki pola. Contoh tic kompleks adalah mengayunkan kepala sambil menyentak lengan, dan kemudian melompat. 

 

Baca juga: Makanan untuk Menjaga Kesehatan Sistem Saraf

 

Apa Saja Penyebab dari Tourette Syndrome? 

 

Penyebab utama dari sindrom ini adalah adanya kelainan sistem saraf pusat. Hal tersebut 50% diduga dapat disebabkan oleh adanya kelainan genetik yang diturunkan. Beberapa hal lain terkait seringkali dihubungkan dengan kejadian TS. 

Penyebab yang diduga berperan pada saat kehamilan dan kelahiran: 

  1. Merokok selama kehamilan 
  2. Konsumsi alkohol dan kopi selama kehamilan 
  3. Stres komplikasi selama kelahiran

Penyebab yang diduga berperan saat masa kanak-kanak

  1. Stresor psikososial anak 
  2. Infeksi streptokokus grup A, khususnya yang melibatkan sistem saraf pusat 

 

Personal Health Record Carevo

 

Bagaimana Cara Diagnosa Tourette Syndrome? 

 

Tidak ada tes tunggal untuk sindrom Tourette. Tes dan pemindaian, seperti pemindaian MRI, umumnya dapat digunakan untuk mengesampingkan kondisi lain. Seseorang dapat didiagnosis dengan sindrom Tourette jika Anda memiliki beberapa tics selama setidaknya satu tahun. 

 

Bagaimana Cara Menangani Penyakit Tourette Syndrome? 

 

Karena gejala tic seringkali ringan dan tidak menyebabkan gangguan, beberapa orang dengan TS tidak memerlukan pengobatan. Pengobatan diberikan umumnya bagi penyandang yang mengalami gangguan kegiatan sehari-hari maupun gangguan psikososial. 

 

Baca Juga: 10 Manfaat Ginseng Untuk Kesehatan Tubuh

 

1. Obat-obatan 

 

Obat yang memblokir dopamin (obat yang dapat digunakan untuk mengobati gangguan psikotik dan non-psikotik) adalah obat yang paling sering digunakan untuk menekan tics (misalnya, haloperidol dan pimozide). Obat-obatan ini mungkin memiliki atau menyebabkan efek samping dan harus dikelola dengan hati-hati oleh dokter atau penyedia layanan kesehatan. 

 

2. Obat stimulan dan antidepresan

 

Obat stimulan serta antidepresan dapat mengurangi gejala dari kelainan penyerta seperti ADHD, depresi, OCD, dan kecemasan pada orang dengan TS tanpa menyebabkan tics menjadi lebih parah. Penggunaan obat ini juga perlu di perhatikan secara khusus oleh dokter.  

 

3. Perawatan perilaku

 

Perawatan perilaku seperti pelatihan kesadaran dan pelatihan respons bersaing dapat digunakan untuk mengurangi tics.

 

4. Psikoterapi 

 

Psikoterapi dapat membantu individu mengatasi gangguan dan menangani masalah atau kondisi yang menyertainya, termasuk ADHD, depresi, kecemasan, dan OCD.

 

Apa Saja Komplikasi dari Penyakit Tourette Syndrome?  

 

Komplikasi sindrom Tourette termasuk gangguan perilaku dan psikososial. Seperti disebutkan sebelumnya, TS dapat memicu rasa malu dan malu. Selain itu, TS telah dikaitkan dengan peningkatan gangguan kecemasan, perilaku mengganggu, gangguan mood, ketidakmampuan belajar, dan gangguan tidur. Dalam pengaturan yang paling ekstrim, gangguan suasana hati yang diinduksi TS juga dapat mencetuskan dorongan untuk bunuh diri. 

Sindrom Tourette paling baik dikelola oleh tim interprofessional yang mencakup perawat psikiatri, dokter anak, penyedia perawatan primer, psikiater, guru sekolah, dan pekerja sosial. Penyedia layanan kesehatan harus mengambil pendekatan holistik untuk pengobatan anak-anak dengan TS, mengingat kondisi ini sering diikuti oleh beberapa komorbiditas. Keluarga harus diberikan pendidikan yang ekstensif, kepastian, dan dukungan.

Lisca

dr. Lisca Namretta

dr.Lisca Namretta

dr. Lisca Namretta lahir di Jakarta 6 Maret 1995. Penulis menyelesaikan pendidikan dokter umum di Fakultas Kedokteran UNIKA Atma Jaya Jakarta pada tahun 2019.

American Psychiatric Association. Diagnostic and statistical manual of mental disorders: , fifth edition: DSM-5. Washington, DC; 2013. 

Bloch, MH, Leckman, JF. Clinical course of Tourette Syndrome. J Psychosom Res. 2009; 67(6): 497-501. 

Bagikan ke orang terdekat anda

Baca juga :

We will contact you shortly

Thank you for contacting the Carevo team, our team will

immediately contact you with related topics